Jumat, 15 Juni 2018

METERAI ALLAH ATAU TANDA BINATANG


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 2 TAHUN 2018
PERSIAPAN UNTUK AKHIR ZAMAN

PELAJARAN 11
METERAI ALLAH ATAU TANDA BINATANG


Ayat Hafalan:
"Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Wahyu 15:3


PENDAHULUAN
1.    Wahyu 15 menyatakan bahwa “orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya,” menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba sementara mereka berdiri di tepi lautan kaca di surga.
2.    Bagaimana kita dapat berada diantara kelompok itu? Salah satu tanda yang paling jelas dari umat Allah yang sejati pada akhir zaman adalah mengabarkan pekabaran tiga malaikat, yang memperingatkan untuk tidak menerima tanda binatang itu.
3.    Bagaimanapun, meskipun tidak ada peringatan yang lebih serius dalam semua Alkitab, banyak gagasan membingungkan seperti tanda yang dipikirkan selama ini: sebuah barcode di dahi, nomor kartu kredit, atau beberapa pengenal biometric.
4.    Kita seharusnya tidak perlu heran pada penyebaran ide membingungkan dalam hal Babel. Lagipula, namanya berarti “kebingungan.” Tetapi umat Allah yang sisa membutuhkan pemahaman yang jelas akan topic ini supaya memiliki kuasa untuk memproklamirkan pekabaran tiga malaikat.
5.    Pelajaran pekan ini, kita akan mencoba untuk memahami lebih baik apa tanda binatang itu dan baggaimana menghindarinya – dengan menerima meterai Allah.

APAKAH ARTI DARI METERAI ALLAH DAN TANDA BINATANG DALAM KITAB WAHYU?

I.      TANDA ALLAH YANG MENGINDETIFIKASI UMAT-NYA
A.   Dua tanda lahiriah sebagai identitas umat Allah yang sejati.
1.    Sunat (Kej. 17:9-11; Kel. 31:13, 17).
a.    Allah memerintahkan Abraham dan keturunannya supaya disunat sebagai satu tanda perjanjian keselamatan. Laki-laki disunat pada hari kedelapan setelah lahir (Im. 13:3). Sunat juga melambangkan hati dibarui (lihat Ul. 30:6).
b.    Paulus menulis: “Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah” (Rm. 2:28, 29).
c.    1 Kor. 7:19; Gal. 5:6; dan Gal. 6:15 menunjukkan bahwa dalam Perjanjian Baru sunat digantikan dengan baptisan, yang melambangkan pertobatan, seorang “ciptaan baru,” mati kepada dosa dan bangkit kepada kehidupan baru (lihat Rm. 6:3, 4). Itu sebabnya Paulus mengatakan sunat tidak lagi penting dan yang penting adalah “iman bekerja melalui kasih” dan “memelihara hukum Allah.”
2.    Sabat (Kel. 31:13,17; Yeh. 20:12, 20).
a.    Sabat adalah sebagai jalan kembali kepada Penciptaan (lihat juga Kej. 2:2, 3), sedangkan sunat dimulai hanya sejak Abraham.
b.    Yesus sambil merujuk kepada kitab Kejadian, mengatakan: “Sabat diadakan untuk manusia” (Mrk. 2:27). Itu menunjukkan bahwa kita adalah milik Allah, melalui penciptaan, Dia menjadikan kita, dan melalui penebusan, Dia membenarkan dan menyucikan kita.
c.    Paulus mengatakan bahwa sunat tidak lagi penting, dia manganjurkan memelihara Hukum Allah (termasuk hari Sabat) masih penting (Ibrani 4:9).

II.    BINATANG DAN IBADAH PALSU
A.   Wahyu 13:16  “Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,”
B.   Why. 13:17; 14:9, 10; 16:2 menyatakan bahwa mereka yang menerima tanda binatang: Menerima murka Allah yang murni, dihukum melalui tujuh tulah terakhir, dan dilemparkan ke dalam lautan api. -- Ayat-ayat itu juga menyatakan bahwa “tanda binatang” itu memiliki hubungan dengan ibadah palsu.
C.   Daniel 7 menyatakan bahwa kekuasaan binatang keempat, dalam fase yang terakhir (yang dalam Wahyu 13 digambarkan sebagai binatang yang keluar dari dalam laut) berusaha “untuk mengubah waktu dan hukum” (Dan. 7:25).
·      Satu hukum yang dipikirkan untuk diubah adalah Sabat, hukum keempat – satu-satunya dari sepuluh hukum yang merujuk kepada waktu dan menunjuk langsung kepada Allah sebagai “Pencipta langit dan bumi dan laut, dan segala isinya, dan berhenti pada hari ketujuh” (Kel. 20:11).
·      Pekabaran malaikat pertama mengarahkan kita untuk kembali kepada hukum ini yang  membuat jelas bahwa kita hanya menyembah Tuhan sebagai pencipta (Wahyu 14:6,7). Faktanya, tujuh ayat yang berhubungan dengan penyembahan dalam Wahyu 12-14, ayat ini (14:7) satu-satunya tentang ibadah yang benar; enam ayat lainnya memperingatkan agar tidak menyembah binatang dan patungnya (Why. 13:4, 8, 12, 15; 14:9, 11).
·      Pekabaran malaikat ketiga kepada para penyembah Allah yang benar: “Yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Why. 14:12), merujuk kepada hukum ini, yang telah dilupakan pada akhir zaman.
D.   Pekabaran 3 malaikat (Why. 14:6-13) memisahkan semua umat manusia menjadi dua kelompok: mereka yang menyembah Pencipta melalui memelihara hukum-hukum-Nya, termasuk Sabat hari ketujuh, dan mereka yang menyembah binatang dan patungnya -- Bentuk ibadah palsu ini, kemudian menawarkan sebuah alternative untuk menyembah Pencipta melalui hukum Sabat.

III.  METERAI ALLAH
A.   Wahyu 7:2, 3  Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" 
B.   Meterai, seperti tanda tangan, digunakan untuk mensahkan sebuah dokumen. Pada zaman purba meterai adalah sebuah stempel ditekan ke lilin yang lembut atau tanah liat untuk menunjukkan keaslian atau kepemilikan, dibelakangnya ada otoritas pemiliknya.
C.   Apakah meterai Allah itu, bagaimanakah dan kapankah itu diberikan?
1.    Ef. 1:13, 14; 4:30 – Meterai Allah adalah Roh Kudus – dimeterai menjelang hari penyelamatan.
2.    2 Tim. 2:19 – meterai Allah: “Tuhan mengenal siapa kkepunyaan-Nya.”
3.    Why. 7:1-4 – meterai Allah diberikan pada dahi, 144 ribu.
4.    Why. 14:1 – meterai Allah adalah nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya.
D.   Efesus 1:13, 14; 4:30 menyatakan bahwa meterai Allah, adalah tanda kepemilikan Allah dan perlindungan kepada umat-Nya. Paulus menjelaskan sebuah meterai dalam hubungannya dengan pertobatan dan penerimaan kasih karunia Roh Kudus. Dia menyebut kasih karunia ini sebagai “deposit” atau “uang muka” yang diberikan kepada semua orang percaya sebagai satu jaminan penebusan yang sempurna dan warisan masa mendatang yang mereka akan terima pada waktu Yesus Kristus datang.
E.    Wahyu 7:1-4 dan 14:1 menggambarkan pemeteraian yang lain sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Meterai terakhir diberikan kepada 144.000 pada saaat pencurahan Roh Kudus ketika hujan akhir. Mereka memiliki nama Allah (atau tanda tangan) tertulis di dahi mereka. Melalui pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan mereka, mereka memantulkan tabiat Allah.
F.    Why. 7:3, 14:9 menyatakan perbedaan antara meterai Allah dan tanda binatang:
1.    Meterai Allah
a.    Diberikan kepada penyembah Allah yang benar
b.    Hanya diberikan di dahi, menunjukkan pilihan yang pasti untuk menyembah Allah dengan cara menuruti apa yang telah diperintahkan-Nya
2.    Tanda Binatang
a.    Diberikan kepada penyembah binatang.
b.    Diberikan di dahi atau di tangan. Ini berarti bahwa manusia bisa menyembah binatang karena satu dari dua alasan. Apakah dalam pikiran mereka, mereka menyetujuinya, mereka berpikir bahwa mereka sungguh-sungguh menyembah Allah, atau yang lain tidak setuju dengan itu tetapi mereka ikut serta karena takut akan konsuekensi serius jika tidak menerimanya – tidak dapat membeli atau menjual dan dibunuh(Why. 13:17, 18).
G.   “Mereka yang bersatu dengan dunia akan menerima watak dunia dan persiapan untuk tanda bintang. Mereka yang tidak percaya pada diri sendiri, yang merendahkan hatinya dihadapan Allah dan memurnikan jiwanya melalui penurutan akan kebenaran – orang-orang inilah yang akan menerima watak surgawi dan bersedia menerima meterai Allah di dahi mereka.” – Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 5. Hlm. 216.

IV. TANDA BINATANG
A.   Why. 13:16, 17  Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. 
B.   Apakah tanda ini yang perlu kita hindari?
1.    Itu adalah tanda dari kekuasaan binatang keempat Daniel 7, dalam fase yang terakhir (atau digambarkan melalui binatang yang keluar dari dalam laut Wahyu 13), yang akan “berusaha mengubah waktu dan hukum” (Dan. 7:25).
·      Satu hukum yang diusahakan untuk diubah adalah Sabat, hukum keempat, hukum yang langsung menunjuk kepada Allah sebagai “menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan ia berhenti pada hari ketujuh” (Kel. 20:11)
·      Pekabaran malaikat pertama – mengarahkan pembaca kembali kepada hukum yang sama, yaitu hukum yang kuasa binatang coba untuk ubah – menjadikannya jelas bahwa kita menyembah Tuhan sebagai Pencipta (Why. 14:6-7).
·      Amaran pekabaran malaikat 3 kepada orang-orang kudus untuk “menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Why. 14:12) menunjuk kepada Sabat yang termasuk dalam “Perintah Allah” yang adalah hukum keempat.
2.    Tidak heran, kemudian banyak melihat isu “tanda binatang” langsung menghubungkannya dengan ibadah hari Minggu, “Sabat palsu” yang tidak diperintahkan dalam Alkitab, bertentangan dengan pemeliharaan hukum keempat, yang diperintahkan dalam Alkitab.
C.   Apakah ini berarti bahwa orang Kristen yang menyembah Allah pada hari Minggu sekarang memiliki tanda binatang? Tidak. Menurut Wahyu 13:15, mereka yang menolak bergabung dalam ibadah palsu dari binatang akan dibunuh. Itu akhirnya menjadi isu hidup – atau – mati.  Namun, jelas, kejadian belum sampai pada titik itu, dan tanda binatang tidak akan diberikan sampai ujian terakhir datang. Maka, belum ada satupun yang sudah yang menerima tanda binatang.

V.   SABAT SEBAGAI METERAI
A.   Ibrani 4:9  “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.”
B.   Seperti yang telah kita lihat, Sabat hari ketujuh telah menjadi tanda umat Allah yang benar sepanjang sejarah, dimulai dari Adam dan Hawa dilanjutkan sampai zaman Israel. Kita melihat Sabat diabadikan si Gereja Perjanjian Baru dengan praktik Yesus dan para rasul, dan sebagai pembeda umat Allah di akhir zaman yang “menuruti perintah Allah, dan iman kepada Yesus” (Why. 14:12).
C.   Mengapakah Sabat begitu penting, dan apa makna khusus yang dimilikinya bagi orang Kristen? Kel. 20:8-11; Ibr. 4:9, 10.
1.    Sabat muncul dalam jantung sepuluh hukum.
2.    Sabat diberikan oleh Pencipta sebagai tanda atau meterai otoritas-Nya.
3.    Sabat memperkenalkan Dia dengan nama “TUHAN Allahmu.”
4.    Sabat memperkenalkan wilayah dimana Dia memiliki yurisdiksi, “langit dan bumi, laut, dan segala isinya.”
5.    Sabat juga memperkenalkan dasar dan otoritas-Nya, “enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi… dan berhenti pada hari ketujuh.”
D.   Yesus dan hari Sabat:
1.    Perjanjian Baru memperkenalkan Yesus sebagai Seorang yang didalam-Nya Allah menjadikan segala sesuatu (Yoh. 1:1-3; Ibr. 1:1, 2). Yesuslah yang menciptakan dunia kita dalam enam hari dan berhenti  pada hari ketujuh. Maka itu sangat berarti karena sementara Yesus disalibkan di kayu salib pada hari Jumat sore, Dia berteriak, “sudah selesai!” (Yoh. 19:30).
2.    Sama seperti Dia beristirahat pada hari Sabat setelah menyelesaikan pekerjaan Penciptaan, maka Yesus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat setelah menyelesaikan pekerjaan pengorbanan-Nya melalui kematian untuk menebus kita. Jadi, hari Sabat memiliki berkat ganda; pertama saat penciptaan dan kemudian saat Salib. Itu sebabnya, menurut kitab Ibrani, dalam beristirahat pada hari Sabat orang Kristen menunjukkan bahwa dia “telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya (ibr. 4:10).
3.    Sabat adalah lambang yang sempurna dari kenyataan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, bahwa dari awal sampai akhir itu adalah karya Kristus yang membuatnya mungkin melalui iman (bandingkan Ibr. 12:2).

KESIMPULAN
1.      Meterai Allah adalah Sabat
2.      Tanda binatang adalah Sabat palsu.
3.       “Hari Sabat akan merupakan ujian terbesar kesetiaan, karena itulah pokok kebenaran yang terutama dipertentangkan. Bilamana ujian terakhir dilakukan keatas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya. Sementara pemeliharaan sabat palsu yang sesuai dengan hukum Negara yang bertentangan dengan hukum keempat, adalah suatu pengakuan kesetiaan kepada suatu kuasa yang menentang Allah, maka pemeliharaan Sabat yang benar, dalam penurutan kepada hukum Allah adalah suatu bukti kesetiaan kepada Pencipta. Sementara satu golongan, oleh menerima tanda penurutan kepada kuasa-kuasa duniawi, menerima tanda binatang, maka yang satu golongan yang memilih tanda kesetiaan kepada kekuasaan Ilahi, menerima meterai Allah.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 637.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar