Jumat, 06 Juli 2018

KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 3 TAHUN 2018
BUKU KISAH PARA RASUL

PELAJARAN 1
KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU


Ayat Hafalan:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kisah 1:8

PENDAHULUAN
1.    Misi Yesus di bumi telah selesai. Allah akan segera mengirim Roh Kudus, yang meneguhkan upaya mereka dengan banyak tanda dan mukjizat – akan memampukan dan menuntun para murid dalam suatu misi yang menjangkau sampai ke unjung-ujung bumi.
2.    Yesus tidak akan tinggal dengan mereka selamanya di dalam tubuh manusia. Penjelmaan-Nya bukan hanya memaksakan pada-Nya suatu keterbatasan fisik dalam kaitannya dengan suatu misi sejagad, tapi kenaikan dan pemuliaan-Nya di surga merupakan keniscayaan agar Roh Suci datang.
3.    Sampai kebangkitan Yesus, para murid tidaklah mengetahui dengan jelas semua hal ini. Ketika mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia, mereka yakin bahwa Ia adalah seorang Penebus Politik yang sekali kelak mengusir bangsa Roma meninggalkan tanah mereka, memulihkan kerajaan Daud, dan mengembalikkan Israel pada kejayaan masa lalunya. Tidak mudah bagi mereka untuk memikirkan hal yang lain.
4.    Inilah pokok utama dari pengajaran Yesus terakhir kepada murid-murid-Nya dalam Kisah Para Rasul 1. Janji Roh diberikan dalam konteks ini. Pasal ini juga menjelaskan tentang kembalinya Yesus ke Surga dan bagaimana gereja menyiapkan diri bagi Pentakosta.

Pelajaran minggu ini menjelaskan BAGAIMANA ALLAH MENDORONG PARA MURID  UNTUK MENJADI SAKSI (5 cara)

I.      PEMULIHAN BANGSA ISRAEL
A.   Untuk  mendorong para murid menjadi saksi,  Yesus mengambil kesempatan selama 40 hari untuk  menjelaskan kembali misi Mesias yang sebenarnya (Kisah 1:6, 7)
B.   Pemulihan bangsa Israel akan terjadi ketika Mesias datang.
1.    Ada dua jenis nubuatan  tentang Mesias dalam Pejanjian Lama:
a.    Mesias adalah  raja yang akan memerintah selamanya (Mzm. 89:3, 4, 35-37; Yes. 9:6, 7; Yeh. 37:25; Dan. 2:44; 7:13, 14).
b.    Mesias akan mati karena dosa-dosa para umat (Yes. 52:13-53:12; Dan. 9:26)
2.    Kedua nubuatan itu tidaklah saling bertentangan. Hanyalah menunjuk kepada tahap yang berurutan dari pelayanan Mesias: pertama Ia akan menderita, dan kemudian menjadi Raja (Luk. 17:24, 25; 24:25, 26)
C.   Rasul-rasul dan pemulihan Israel
1.    Masalah pada abad pertama yang dimiliki oleh orang Yahudi adalah pengharapan akan seorang Mesias sebagai  raja yang akan membawa kelepasan politik telah mengeruhkan pandangan tentang mesias yang akan menderita dan mati.
2.    Pada awalnya, para murid tetap percaya pada pengharapan Mesias raja ini. Mereka percaya bahwa Yesus adalah mesias (Mat. 16:16, 20), dan telah sering didapati saling bertengkar mengenai siapa yang akan duduk mendampingin-Nya bila Ia duduk sebagai raja (Mrk. 10:35-37; Luk. 9:46).
3.    Walaupun Yesus telah memperingatkan mereka tentang kematian-Nya, namun mereka tak dapat mengerti apa yang Ia maksudkan. Maka, ketika Ia mati, mereka kebigungan dan kecewa (Luk. 24:21).
D.   Yesus menjawab kapan waktunya Israel akan dipulihkan:
Kisah 1:6, 7  "Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya."
v konteks ayat
a.    Jika kematian Yesus menggambarkan suatu pukulan mematikan bagi harapan para murid, kebangkitannya membangunkan kembali harapan itu, meningkatkan harapan politik mereka mungkin sampai ke tahap yang tertinggi. Nampaknya alamiah untuk memahami kebangkitan Yesus sebagai suatu petunjuk yang kuat bahwa kerajaan Mesias pada akhirnya akan didirikan.
b.     Ia tidak menolak akan alasan di belakang bertanyaan para murid tentang kerajaan yang sudah dekat, tapi ia juga tidak menerimanya. Ia membiarkan pokok masalah itu tidak diselesaikan, sementara itu Ia tidak memperingatkan mereka bahwa waktu untuk Allah bertindak adalah milik Allah sendiri, sehingga tidak dapat di akses manusia.

II.    MISI PARA MURID
A.   Untuk  mendorong para murid menjadi saksi,  Yesus menyatakan dengan jelas tugas mereka (Kisah 1:8)
B.   Yesus menyatakan misi dari para murid:
Kisah 1:8  "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." 
C.   Empat unsur penting misi para murid dalam Kisah 1:8:
1.    Karunia Roh.
a.    Roh senantiasa aktif di antara umat Allah, namun menurut para Nabi, akan ada pemberian Roh secara khusus di masa yang akan datang (Yes. 44:3; Yl. 2:28, 29).
b.    Sebagaimana Yesus sendiri diurapi dengan Roh, Roh Kudus telah bekerja selama masa pelayanan Yesus (Luk. 4:18-21) namun secara resmi belum ditahbiskan sampai pemuliaan Yesus di dalam surge (Yoh. 7:39, Kis. 2:33).
2.    Peran saksi.
a.    Seorang saksi adalah orang yang mengetahui tangan pertama.
b.    Para murid secara penuh memenuhi syarat untuk kesaksian tangan pertama (Kis. 1:21, 22; 4:20; bandingkan dengan 1 Yoh:1-3) dan sekarang diamanatkan untuk berbagi dengan dunia pengalaman unik mereka dengan Yesus.
3.    Rencana Misi.
a.    Para murid harus bersaksi pertama di Yerusalem, kemudian ke Yudea dan Samaria, dan pada akhirnya sampai ke ujung bumi. Suatu rencana yang progresif.
b.    Yerusalem menjadi pusat kehidupan keagamaan orang Yahudi, tempat dimana Yesus dijatuhi hukuman penyaliban.
c.    Yudea dan Samaria adalah dua wilayah bertetangga dimana Yesus juga telah melayani. Tapi  para murid, haruslah tidak membatasi diri mereka pada lokasi ini saja. Cakupan misi mereka adalah seluas dunia.
4.    Orientasi misi.
a.    Dalam Perjanjian Lama, bangsa-bangsa itulah yang harus ditarik kepada Allah (lihat Yes. 2:1-5), bukannya bangsa Israel yang harus “membawa” Allah kepada bangsa-bangsa. Ada beberapa pengecualian (misalnya Yunus) tapi ttidak membatalkan peraturan umum.
b.    Sekarang siasat berbeda. Yerusalem masih tetap menjadi pusat, tapi gantinya menetap dan berakhir di situ, para murid diharapkan bergerak keluar sampai ke ujung-ujung bumi.
D.   Yesus menjelaskan Misi dari Mesias dan misi dari murid-murid:
Luk. 24:44-48  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 
v Konteks: Dalam masa empat puluh hari yang digunakan bersama para murid setelah kebangkitan (Kis. 1:3), Yesus pasti telah menjelaskan tentan banyak kebenaran kepada mereka mengenai kerajaan Allah, walaupun masih tetap banyak yang mereka belum mengerti, seperti yang ditunjukkan oleh pertanyaan mereka dalam Kisah 1:6. Mereka merasa biasa dengan nubuatan-nubuatan tapi sekarang dapat mengertinya dalam suatu terang yang baru, yaitu terang yang bersinar dari Salib dan kubur yang kosong (lihat Kis. 3:17-19).

III.  IA AKAN DATANG KEMBALI
A.   Untuk  mendorong para murid menjadi saksi, Allah memperlihatkan kepada mereka terangkatnya Yesus ke surga sebagai jaminan kedatangan-Nya kembali (Kisah 1:9-11)
B.   Malaikat memastikan janji kedatangan Yesus kembali:
Kisah 1:9-11  Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.  Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,  dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." 
v Konteks ayat:
a.    Catatan Lukas tentang kenaikan agak singkat. Yesus sedang bersama para murid di bukit Zaitun, dan sementara memberkati mereka (Luk. 24:51), Ia terangkat ke Surga.
b.    Bahasanya, tentu, sangat bersifat luar biasa; yaitu peristiwanya digambarkan dengan yang dilihat mata manusia, bukan sebagaimana sesungguhnya. Yesus sedang meninggalkan bumi, dan tidak ada cara lain untuk melakukannya dalam suatu bentuk yang dapat dilihat, kecuali dengan cara naik tinggi.
c.    Kenaikan Yesus merupakan suatu tindakan adikodrati Allah, satu diantara banyaknya dalam seluruh Alkitab. Hal ini tersirat oleh cara Lukas menggambarkannya dalam seluruh Alkitab. Hal ini tersirat oleh cara Lukas menggambarkannya, dengan bentuk pasif eperthe (“terangkatlah Ia," Kis. 1:9). Walau hanya digunakan di sini dalam Perjanjian Baru, bentuk kata kerja ini dijumpai beberapa kali dalam Perjanjian Lama versi Yunani (septuaginta), semuanya menggambarkan tindakan Allah, yang mengartikan bahwa Allah sendirilah yang mengangkat Yesus ke Surga, sebagaimana Ia jugalah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati (Kis. 2:24, 32; Rm. 6:4; 10:9).
d.    Setelah Yesus tersembunyi di balik awan, Lukas melaporkan – hanya dalam kitab Kisah – peristiwa dua sosok yang berpakaian putih berdiri di samping para murid. Gambarannya serupa dengan para malaikat, jubah mereka berkilauan (Kis. 10:30; Yoh. 20:12). Mereka datang untuk memastikan kepada para murid bahwa Yesus akan datang kembali dalam cara yang sama seperti ketika Ia terangkat, dan juga hanya kitab Kisah yang memberi kita informasi bahwa Yesus naik ke surga “di depan mata mereka sendiri” (Kis. 1:9, NIV).
C.   Terangkatnya Yesus ke surga yang diihat langsung oleh para murid menjadi jaminan akan kedatagan-Nya kembali secara kasat mata, yang juga akan terjadi di awan, tapi “dengan kuasa dan kemuliaan yang besar” (Luk. 21:27), bukan lagi sebagai suatu peristiwa perorangan, ketika “setiap mata akan melihat Dia” (Why. 1:7), dan Ia akan tidak sendirian (Luk. 9:26; 2 Tes. 1:7). Kemuliaan kedatangan kedua kali akan melebihi kemuliaan kenaikan-Nya.
D.   Kapan Yesus datang kembali?
1.    Dalam jawaban-Nya di Kisah 1:7, 8, Yesus tidak membuat janji sehubungan dengan waktu. Namun, implikasi alamiah dari kata-kata-Nya adalah bahwa segera setelah Roh Kudus datang dan para murid menyelesaikan misi mereka, Ia akan segera datang kembali (lihat juga Mat. 24:14).
2.    Ucapan para malaikat (Kis. 1:11) juga tidak memberi jawaban pertanyaan tentang kapan kerajaan-Nya akan datang, tapi dapat dimengerti seakan tidak akan lama. Hal ini seakan menerangkan mengapa para murid “pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita” (Luk. 24:52).
3.    Janji tentang kedatangan Yesus kedua kali pada suatu waktu yang tidak ditentukan, yang seharusnya memberikan pada mereka dorongan tambahan bagi misi, telah diterima sebagai mengartikan bahwa kesudahan telah dekat. 

IV. PERSIAPAN UNTUK PENTAKOSTA
A.   Untuk  mendorong para murid menjadi saksi, Allah mempersatukan mereka dalam satu persekutuan untuk menerima Roh Kudus (Kisah 1:12-14)
B.   Persiapan murid-murid bagi kedatangan Roh Kudus:
Kisah 1:12-14  Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. 
v Konteks ayat:
a.    Sekembalinya dari Bukit Zaitun, para murid berkumpul di ruang tamu atas (bahasa Latin, cenaculum) dari rumah pribadi berlantai dua di Yerusalem. Beberpa pengikut wanita(Luk. 8:1-3; 23:49; 24:1-12), termasuk ibu dan saudara-saudara Yesus, berada di situ bersama para murid.
b.    Saudara-saudara Yesus (Mrk. 6:3), apakah putra-putra Yusuf dan Maria yang lebih muda (Mat. 1:25; Luk. 2:7) atau yang lebih mungkin, putra-putra Yusuf dari perkawinan yang terdahulu, dalam hal ini Yusuf adalah Seorang duda ketika menikahi Maria. Kehadiran mereka diantara para murid merupakan suatu kejutan, karena mereka selalu bersikap skeptis terhadap Yesus (Mrk. 3:21; Yoh. 7:5). Namun, kebangkitan dan penampakan-penampakan khusus Yesus kepada Yakobus (1 Kor. 15:7 agaknya telah menghasilkan perbedaan. Belakangan Yakobus sepertinya hendak menggantikan Petrus dalam kepemimpinan komunitas Kristen (Kis. 12;17; 15:13; 21:18; Gal. 2:9, 12).
c.    Bertekun dalam doa (Kis. 1:14), dan berada di bait suci memuji Allah (Luk. 24:53), semua mereka, tidak diragukan, terlibat dalam suatu masa pengakuan, pertobatan, dan meninggalkan dosa.
d.    Bahkan jika dalam pikiran mereka kedatangan Roh Kudus akan segera menuntun pada kedatangan Yesus kembali, sikap rohani mereka berada dalam kesesuaian penuh dengan apa yang akan terjadi, ketika Roh Kudus datang sebagai jawaban atas doa mereka

V.   MURID YANG KEDUA BELAS
A.   Untuk  mendorong para murid menjadi saksi, Allah membantu mereka memilih pengganti Yudas. (Kisah 1:21-26)
B.   Tindakan administrasi pertama komunitas Kristen awal, yang berjumlah sekitar seraus dua puluh orang percaya (Kis. 1:15), adalah untuk memilih seorang pengganti Yudas.
C.   Persyaratan untuk menjadi  pengganti Yudas:
Kisah 1:21-22  Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya." 
v Konteks ayat
a.    Yang dibutuhkan adalah seorang saksi kebangkitan Yesus (bandingkan dengan Kis. 4:33); hal ini sangatlah penting sebab berulangkali kebangkitan itu dipandang sebagai bukti yang kuat bagi kemesiasan Yesus dan kebenaran dari keseluruhan iman Kristen.
b.    Namun, pilihan haruslah diambil dari antara mereka yang telah menemani para rasul sepanjang pelayanan Yesus. kemudian Paulus akan mendesak bahwa, walaupun ia tidak bersama Yesus ketika di dunia, namun ia berhak untuk jabatan kerasulan sebab perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damaskus melayakkan bersaksi bagi kebangkitan-Nya (1 Kor. 9:1). Walau mengaku sebagai “anak yang lahir sebelum waktunya” (1 Kor. 15:8), Paulus menolak untuk menganggap dirinya kurang memenuhi syarat disbanding rasul lainnya (1 Kor. 9:2; Gal. 2:6-9), jadi secara teknis dan otoritas, hanya dua belas orang ditambah Paulus itulah para “rasul” (Kis. 1:25, 26); namun, dalam pengertian umum dan mendasar sebagai utusan dan jurukabar, istilah itu dapat juga dikenakan untuk pekerja Injil lainnya (Kis. 14:4, 14; Gal. 1:19).
D.   Matias terpilih menggantikan jabatan Yudas
Kisah 1:23-26  Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu. 
v Konteks ayat
a.    Metode yang mereka gunakan untuk memilih Matias bisa kelihatan asing, tapi membuang undi adalah cara yang sudah lama berlaku dalam pengambilan keputusan (misalnya Im. 16:5-1-; Bil. 26:55).
b.    Tambahan lagi, pilihan adalah di antara dua orang yang pada awalnya telah diterima sebagai calon yang sama-sama memenuhi syarat, dan bukanlah melangkah kedalam ketidaktahuan. Para umat percaya juga telah berdoa kepada Allah, percaya bahwa hasilnya akan mencerminkan kehendak-Nya (bandingkan dengan Ams. 16:33). Tidak ada petunjuk bahwa keputusan itu pernah ditantang.
c.    Sesudah Pentakosta, membuang undi menjadi tidak diperlukan lagi karena adanya tuntunan langsung dari Roh Kudus (Kis. 5:3; 1115-18; 13:2; 16:6-9).

KESIMPULAN
1.      Allah mau agar kita sebagai murid-murid-Nya menjadi saksi
2.      “Perintah Juruselamat kepada murid-murid meliputi semua orang percaya. Perintah itu meliputi segala orang percaya dalam Kristus sampai akhir zaman. Adalah suatu kekeliruan yang berbahaya bila menganggap bahwa pekerjaan menyelamatkan jiwa-jiwa hanya bergantung kepada pendeta yang diurapi. Semua orang yang telah menerima ilham surga dipercayakan dengan injil itu. Semua orang yang menerima hidup Kristus ditentukan untuk bekerja bagi keselamatan sesama manusia. Untuk pekerjaan inilah jemaat itu didirikan, dan semua orang yang mengadakan janji suci itu berjanji dengan demikian untuk bekerja bersama-sama dengan Kristus.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 6, hlm. 477.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar