PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 3 TAHUN 2018
BUKU KISAH PARA RASUL
PELAJARAN 2
PENTAKOSTA
Ayat Hafalan:
“Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan
tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh
tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka
dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.”
Kisah 2:32, 33
PENDAHULUAN
· Pentakosta berasal dari kata
pentekoste, nama Yunani untuk hari
raya tujuh minggu bangsa Yahudi (Kel. 34:22); juga dikenal sebagai hari raya
hulu hasil (Bil. 28:26).
·
Pentakosta berarti “kelima
puluh” merujuk pada perayaan hari kelima puluh persembahan berkas jelai sesudah
Paskah. Itulah hari sukacita dan ucapan syukur, ketika orang Israel membawa di
hadapan Tuhan “hulu hasil penuaian gandum” (Kel. 34:22, NIV).
· Perayaan itu kemudian
menjadi simbol yang tepat untuk penuaian rohani pertama gereja Kristen, ketika
Roh Kudus dicurahkan lebih berlimpah dari sebelumnya, dan tiga ribu jiwa
dibaptiskan dalam satu hari (Kis. 2:41).
· Mengikuti kenaikan Yesus dan
pemuliaan-Nya di surga, pencurahan Roh Kudus ini terjadi secara tiba-tiba,
suatu peristiwa adikodrati yang mengubah para rasul itu dari orang Galilea yang
sederhana dan tak dikenal, menjadi orang-orang yang penuh keyakinan dan
semangat yang akan mengubah dunia.
·
Pentakosta sering disebut
sebagai hari lahir gereja, ketika para pengikut Kristus, orang-orang Yahudi dan
(kemudian) bukan Yahudi diabsahkan sebagai komunitas baru Allah di atas bumi.
Pelajaran pekan ini menyatakan: 5 KEJADIAN PENTING PADA HARI PENTAKOSTA
SEBAGAI TANDA DIMULAINYA MISI KRISTEN
I.
KEDATANGAN ROH KUDUS
A.
Kisah 2:1-3 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang
percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu
bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka
duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.”
Konteks ayat:
1.
Murid-murid menanti janji kedatangan Roh di Yerusalem, dan
mereka menanti ditengah doa yang khusuk,
pertobatan yang tulus, dan pujian. Ketika hari itu tiba, mereka “berkumpul
disatu tempat” (Kis. 2:1) mungkin di ruangan atas seperti dalam Kisah 1. Namun
mereka segera berpindah ke suatu ruangan umum yang lebih terbuka (Kis. 2:6-13).
2.
Dalam Alkitab, angin dan api
sering dihubungkan dengan suatu “theophany” atau suatu penampakan Ilahi
(sebagai contoh Kel. 3:2, 19:18; Ul. 4:15). Dan lagi, angin dan api dapat juga
digunakan melambangkan Roh Allah (Yoh. 3:8; Mat. 3:11). Mengenai Pentakosta,
apa pun maknanya yang tepat untuk itu, kejadian tersebut merupakan tanda yang
unik dalam sejarah keselamatan, yaitu pencurahan Roh yang dijanjikan.
B.
Roh selalu aktif bekerja.
Pengaruhnya atas umat Allah di zaman Perjanjian Lama juga sering dinyatakan
dalam cara yang mengesankan, tapi tidak pernah dalam kepenuhannya.
·
“Sepanjang zaman para bapa,
pengaruh Roh Kudus telah sering dinyatakan dalam cara yang nyata, tetapi tidak
pernah sepenuhnya. Sekarang, dalam penurutan kepada sabda Juruselamat,
murid-murid mempersembahkan permohonan mereka untuk pemberian ini, dan di dalam
surga Kristus menambahkan pengantaraan-Nya. Ia menuntut pemberian Roh, supaya
Ia dapat mencurahkannya ke atas umat-Nya.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 32.
C.
Yohanes Pembaptis telah
meramalkan baptisan dengan Roh pada kedatangan Mesias (Luk. 3:16; bandingkan
dengan Kis. 11:16), dan Yesus sendiri merujuk pada perkataan itu beberapa kali
(Luk. 24:49; Kis. 1:8). Pencurahan ini akan menjadi tindakan pengantaraan-Nya
yang pertama di hadapan Allah (Yoh. 14:16, 26; 15:26). Pada hari Pentakosta,
janji itu dipenuhi.
D.
Walaupun baptisan dengan Roh
pada Pentakosta merupakan persitiwa unik berkaitan dengan kemenangan Yesus di
salib dan pemuliaan-Nya di Surga, dipenuhi dengan Roh adalah suatu pengalaman
yang berkesinambungan dalam kehidupan para umat percaya (Kis. 4:8, 31; 11:24;
13:9, 52; Ef. 5:18).
II.
KARUNIA BAHASA-BAHASA
A.
Kisah 2:4 “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya.”
Konteks ayat:
1.
Berbicara dalam
bahasa-bahasa hanyalah satu di antara berbagai manifestasi Roh (Kis. 10:45, 46;
19:6). Yang lainnya termasuk meramalkan hari depan (Kis. 11:28), khayal (Kis.
7:55), pembicaraan yang diilhami (Kis. 2:8, 28:25), penyembuhan (Kis. 3:6, 12;
5:12, 16), dan kecakapan melayani (Kis. 6:3, 5).
2.
Karunia bahasa pada
Pentakosta tidak terjadi karena itu merupakan ciri atau bukti yang paling utama
dari sumbangan Roh Kudus. Karunia berbahasa itu dinyatakan dengan tujuan
dimulainya misi gereja sedunia.
3.
Panggilan misi yang
diberikan dalam Kisah 1:8 memerlukan karunia bahasa. Jika para rasul harus
melintasi sekat-sekat budaya dan menjangkau sampai ke ujung-ujung bumi dengan
Injil, mereka harus bisa berbicara dalam bahasa-bahasa dari orang-orang yang
perlu mendengar apa yang harus mereka katakan.
B.
Kisah 2:5-12 menunjukan bukti
bahwa pada hari Pentakosta para rasul berbicara dalam bahasa-bahasa asing yang
ada pada waktu itu dan bukan bahasa yang tidak dimenegerti:
Kisah
2:5-12: “Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi
yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi
itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing
mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka
semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua
yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita
masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu
bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia,
Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10
Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan
Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun
penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang
dilakukan Allah." 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan
sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah
artinya ini?"”
Konteks ayat:
1.
Diperkirakan bahwa pada abad
pertama terdapat delapan sampai sepuluh juta orang Yahudi di dunia dan 60
persen dari mereka tinggal di luar tanah Yudea. Namun, banyak yang berada di
Yerusalem saat itu untuk perayaan, datang dari negeri-negeri asing dan tidak
dapat berbicara dalam bahasa Aramik, bahasa orang Yahudi di Yudea pada zaman
itu.
2.
Tidak diragukan bahwa
kebanyakan yang bertobat pada Pentakosta adalah orang-orang Yahudi dari negeri-negeri
yang sekarang dapat mendengar Injil dalam bahasa mereka sendiri. Jadi, para
rasul telah berbicara dalam bahasa-bahasa asing yang ada pada waktu itu, dan bukannya
dalam bahasa luapan kegembiraan yang tidak dikenal, hal itu dibuktikan dengan kata
‘dialektos’ (Kis. 2:6-8), yang berarti
‘bahasa dari suatu bangsa atau suatu kawasan’ (bandingkan dengan Kisah 21:40;
22:2; 26:14). Mukjizat yang terjadi adalah bahwa orang-orang Galilea ini dapat
berbicara sekarang dalam bahasa yang, bahkan beberapa jam lalu, tidak mereka
ketahui.
3.
Bagi-bagi orang Yahudi
setempat yang menyaksikan peristiwa itu tapi tidak biasa dengan bahasa-bahasa
ini, satu-satunya penjelasan adalah bahwa para rasul itu sedang mabuk,
mengucapkan bunyi-bunyi aneh yang tidak ada artinya bagi mereka. “tetapi yang
lain, mengolok-olek mereka dan berkata ‘Mereka telah berlebihan minum anggur’”
(Kis. 2:13, NIV).
III.
KHOTBAH PETRUS
A. Kisah 2:15-21 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena
hari baru pukul sembilan, 16 tetapi itulah yang difirmankan Allah
dengan perantaraan nabi Yoel: 17 Akan terjadi pada hari-hari
terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang
tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan
bernubuat. 19 Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di
langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.
20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah
sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan
barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Konteks Ayat:
1.
Tuduhan mabuk memberi Petrus
kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dalam khotbahnya, rasul
mengawali dengan menunjuk ke Alkitab (Kis. 2:16-21), mengulas tentang
pencurahan Roh sebagai penggenapan nubuatan.
2.
Nubuatan Yoel adalah tentang
zaman keselamatan di masa depan (Yl. 2:32), yang akan ditandai dengan beberapa
tanda di dunia alami dan suatu pencurahan limpah akan Roh (Yl. 2:28-31). Dengan
menafsirkan peristiwa Pentakosta dalam terang nubuatan seperti ini, Petrus
bermaksud menekankan relevansi sejarah peristiwa itu. Tapi ada suatu perbedaan
penting dalam cara ia mengutip Yoel.
3.
Gantinya pendahuluan Yoel
“kemudian dari pada itu” (Yl. 2:28), yang menunjuk secara umum ke masa depan,
Petrus mengatakan “pada hari-hari terakhir” (Kis. 2:17), menandakan bahwa
tindakan terakhir dalam drama besar keselamatan baru saja dimulai. Ini, tentu,
bukanlah suatu ulasan penuh tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman tetapi
suatu bukti kesadaran urgensi yang tinggi yang menjadi ciri gereja awal. Mereka
tidak mengetahui kapan tibanya kesudahan tapi yakin bahwa kesudahan itu tidak
lama lagi.
B.
Setelah menyoroti pentingnya
nubuatan-nubuatan tentang Pentakosta, Petrus beralih ke peristiwa-peristiwa
akhir kehidupan Yesus; kematian dan kebangkitan-Nya:
Kisah
2:22-32 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan
ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah
ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. 23 Dia yang
diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu
bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. 24 Tetapi Allah
membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak
mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. 25 Sebab Daud berkata
tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di
sebelah kananku, aku tidak goyah. 26 Sebab itu hatiku bersukacita
dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, 27
sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 28 Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan
sukacita di hadapan-Mu. 29 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata
dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan
dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. 30 Tetapi
ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan
mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud
sendiri di atas takhtanya. 31 Karena itu ia telah melihat ke depan
dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia
tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak
mengalami kebinasaan. 32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan
tentang hal itu kami semua adalah saksi.
1.
Kebangkitan mendapatkan
penekanan lebih utama, karena itu mewakili faktor yang menentukan dalam Kisah
Injil. Bagi Petrus, kebangkitan merupakan pembenaran mutlak Yesus (Kis. 2:22,
27), dan ia mengutip Alkitab untuk memastikan maksudnya tentang makna
kebangkitan.
2.
Karena Yesus adalah Mesias,
Ia tak bisa ditahan oleh maut. Maka bagi Petrus dan bagi semua penulis
Perjanjian Baru, kebangkitan Yesus telah menjadi bukti yang kuat bukan hanya
tentang Yesus sebagai Mesias tapi juga bagi seluruh pekabaran keselamatan
Kristen.
IV.
PEMULIAAN YESUS
A. Kisah 2:33 “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan
menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat
dan dengar di sini.”
Konteks ayat: Dalam
bagian ketiga pidatonya, Petrus kembali ke soal bahasa-bahasa yang telah
menarik banyaknya orang sejak awalnya. Gantinya kemabukkan, yang tentunya
adalah sesuatu yang tidak biasa terjadi pada pukul sembilan pagi (Kis. 2:15),
orang-orang percaya telah berbicara dalam bahasa-bahasa karena Roh Kudus baru
saja dicurahkan dari Surga.
B.
Apakah hubungannya antara
pemuliaan Yesus pada tangan kanan Allah dan pencurahan Roh?
Kisah
2:33-36 “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan
kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa
yang kamu lihat dan dengar di sini. 34 Sebab bukan Daud yang naik ke
sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: 35
Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan
kaki-Mu. 36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa
Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan
Kristus."
1.
Tangan kanan Allah adalah
suatu kedudukan kewenangan (Mzm. 110:1-3). Argumentasi Petrus, yang didasarkan
pada Alkitab, adalah karena Yesus telah diangkat ke kedudukan itu di surga,
sehingga ia mencurahkan Roh ke atas pengikut-pengikut-Nya. Pemuliaan tidaklah
memberikan Yesus suatu status yang ia tidak miliki sebelumnya (Yoh. 1:1-3;
17:5). Malah, pemuliaan itu menunjukkan pengakuan tertinggi Bapa akan hak
istimewa-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis. 2:36).
2.
Peristiwa ini sesungguhnya
membawa kita kepada salah satu dari tema-tema paling penting dalam Alkitab;
pertentangan sejagad antara baik dan jahat. Poinnya adalah bahwa Roh Kudus
tidak dapat datang sepenuhnya jika Yesus belum dimuliakan (Yoh. 7:39), dan
Yesus tidak akan dimuliakan jika Ia belum menang di salib (Yoh. 17:4, 5).
Dengan kata lain, pemuliaan Yesus adalah syarat bagi datangnya Roh Kudus karena
hal itu menandakan persetujuan Allah akan pencapaian Yesus di salib, termasuk
kekalahan dia yang telah merampas kekuasaan atas dunia ini (Yoh. 12:31).
3.
Masuknya dosa kedalam dunia
membuat suatu bayangan bagi Allah. Kematian Yesus merupakan suatu kepastian
bukan hanya untuk menebus umat manusia tapi juga untuk menunjukkan kebenaran
Allah dan membuka kedok Setan sebagai penipu. Dalam pelayanan Yesus, zaman
keselamatan sudah berfungsi (Luk. 4:18-21). Ketika Yesus mengusir setan dan
mengampuni dosa-dosa, ia sedang membebaskan tawanan-tawanan Setan. Namun, salib
itulah yang akan memberikan Dia kewenangan penuh melakukan hal itu. Jadi,
ketika penngorbanan diri Kristus telah disahkan di Surga, Setan menerima suatu
pukulan yang menentukan, dan Roh Kudus sedang dicurahkan untuk menyiapkan umat
bagi kedatangan Kristus.
V.
HULU HASIL (BUAH SULUNG)
A. Kisah 2:37 “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu,
lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang
harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Konteks ayat: Hati
para pendengar Petrus tersayat oleh kata-katanya. Sebagian mereka mungkin dari
antara orang-orang yang meminta Yesus disalibkan beberapa pecan sebelumnya
(Luk. 23:13-25). Tapi sekarang, terbujuk bahwa Yesus orang Nazaret adalah
sesungguhnya Mesias yang ditunjuk Allah, mereka berteriak dalam dukacita:
“Apakah yang harus kami perbuat?” (Kis. 2:37).
B.
Apakah dua persyaratan utama
bagi pengampunan?
Kisah
2:38 Jawab Petrus kepada mereka:
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.
1.
Bertobat - Pertobatan
artinya suatu perubahan radikal arah hidup, berpaling dari dosa (Kis. 3:19;
26:20), bukannya sekedar suatu perasaan dukacita atau penyesalan. Bersama iman,
pertobatan yang sejati adalah suatu pemberian Allah, tapi seperti semua
pemberian, dapat ditolak (Kis. 5:31-33; 26:19-21; Rm. 2:4).
2.
Baptis - Sejak zaman Yohanes
Pembaptis, pertobatan dikaitkan dengan baptisan (Mrk. 1:4). Yaitu baptisan
menjadi suatu ungkapan pertobatan, suatu upacara yang melambangkan pembersihan
dari dosa-dosa dan suatu regenerasi moral diberikan oleh Roh Kudus (Kis. 2:38,
22:16; bandingkan dengan Titus 3:5-7).
C.
Janji khusus apakah yang
diberikan kepada mereka yang bertobat dan dibaptis?
Kisah
2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi
anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil
oleh Tuhan Allah kita."
1.
Orang-orang pada hari
Pentakosta ditawarkan bukan hanya keampunan dari dosa tapi juga kepenuhan Roh
untuk pertumbuhan pribadi, untuk pelayanan dalam gereja dan khususnya untuk
misi. Mungkin inilah yang terbesar dari semua berkat, karena alasan utama
eksisnya gereja adalah untuk berbagi kabar baik Injil (1 Ptr. 2:9). Maka, sejak
pada titik ini ke depan, mereka akan dapatkan jaminan keselamatan dan Kuasa Roh
Kudus, yang akan menyanggupkan mereka bagi misi untuk mana gereja telah
dipanggil.
KESIMPULAN
1. Pentakosta menunjukan kepada
kita betapa sangat pentingnya peran Roh Kudus dalam membawa misi Kristen.
2.
Pencurahan Roh Kudus pada
hari pentakosta menunjukkan, bahwa pekerjaan Kristus di surga adalah demi kita,
didasarkan pada pengorbanan-Nya di Bumi, sekarang ditahbiskan: “Kenaikan
Kristus ke surga adalah tanda bahwa pengikut-Nya harus menerima berkat yang
dijanjikan… bila Kristus melewati gerbang-gerbang surge, Ia dimahkotai di
tengah pemujaan malaikat-malaikat. Segera sesudah upacara ini selesai, Roh
Kudus turun ke atas murid-murid-Nya dalam kelimpahan dan Kristus sesungguhnya
sudah dimuliakan, bahkan dengan kemuliaan yang dipunyai-Nya dengan Bapa-Nya
dari segenap kekekalan. Kecurahan di waktu Pentakosta adalah komunikasi surga
sehingga pengurapan Juruselamat telah dilaksanakan. Sesuai dengan janji-Nya Ia
telah mengutus Roh Kudus-Nya dari Surga kepada para pengikut-Nya sebagai tanda
bahwa Ia, sebagai imam dan raja, menerima segala kekuasaan di surga dan di atas
bumi ini dan [Yang diurapi atas] umat-Nya.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 7, hlm. 33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar