Kamis, 01 Februari 2018

PENATALAYAN SETELAH EDEN


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 1 TAHUN 2018
PENATALAYANAN MOTIVASI HATI

PELAJARAN 5:
PENALATAYAN SETELAH EDEN


AYAT HAFALAN:
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
1Tesalonika 2:4 

        I.            DEFINISI PENATALAYAN DAN PENATALAYANAN:
A.      Definisi Penatalayan dalam Bahasa Inggris, dari kata “steward”[1]
1. Dari kata benda (noun), mempunyai arti:
a.       Seseorang yang memperhatikan para penumpang dalam kapal, pesawat, atau kereta dan membawakan mereka makanan.
1)      sinonim: awak penerbangan, awak kabin
b.      Seorang petugas yang ditunjuk untuk mengatur atau menata acara umum, seperti acara olahraga.
1)      sinonim: panitia, pengatur, penata
2. Dari kata kerja (verb), mempunyai arti:
a.        (seorang Petugas) mengatur atau menata (acara umum)
b.      Mengatur atau memperhatikan (barang orang lain).
B.      Definisi dalam Bahasa Indonesia
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (buku dan online) definisi dari kata “Penatalayan” dan “Penatalayanan” tidak ada (belum baku) -- mungkin itulah yang menyebabkan kedua kata itu tidak ada di dalam Alkitab bahasa Indonesia.
2. Definisi dari Dua kata itu dijelaskan dalam wiktionary (kamus online yang bisa di edit oleh siapapun).
3. Sejarah Etimologi
a.       Istilah "penatalayan" untuk pertama kali dipakai oleh Dr. W.B. Sijabat sebagai terjemahan dari istilah dalam bahasa Inggris "stewardship" pada tahun 1962. Istilah lain yang pernah dipakai ialah "tata layan" dan "ketatalayanan".[2]
4. Definisi Penatalayan (pe- + tatalayan)[3]
a.       Seseorang yang ditunjuk oleh penguasa untuk menjadi wakil mereka di suatu wilayah, dan diberi mandat untuk memerintah wilayah itu atas nama sang penguasa
b.      Kepala pelayan di sebuah rumah; kepala urusan rumah tangga; pelayan yang mengepalai rumah tangga
1)      Orang yang dipercaya oleh pemilik rumah untuk mengurus masalah rumah tangganya, masalah keuangan, dan pengaturan tugas para pelayan yang lain dan juga anak-anak kecil di rumah tersebut -- baik ketika ayah sang anak telah meninggal (sebagai wali anak tersebut), maupun masih hidup
2)      manajer sebuah pertanian atau rumah bangsawan; pemantau
3)      superintenden keuangan sebuah kota, bendahara kota (atau bendahara raja)
c.       Sinonim
1)      gubernur, deputi, vikaris
2)      kepala rumah, kepala istana, mandur, bendahara, bendahara negeri
3)      pelayan, pelayan utama, pengatur rumah (tangga), pengawas, pengurus, pengurus keluarga, pengurus rumah (tangga), pengelola, juru kunci, wali, yang dipercaya, pemelihara
5. Definisi Penatalayanan (pe-an + tatalayan )[4]
a.       “segala kebijakan dan tindakan seseorang percaya dalam mengelola kepercayaan yang diberikan oleh pemberi kewenangan”

      II.            PENATALAYAN DALAM PERJANJIAN LAMA
A.      Kata “penatalayan” digunakan beberapa kali dalam Perjanjian Lama. Dan selalu merujuk kepada seseorang yang “dirumah,” dan bertanggung jawab untuk mengatur sebuah rumah (Kej. 43:19; 44:1,4; 1 Raj. 16:9).
B.      Karakteristik seorang penatalayan dalam Perjanjan Lama
1. Seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar (Kej. 39:3, 4).
a.       Dipilih karena kemampuan
b.      Menerima rasa hormat dan kepercayaan dari pemilik untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan.
2. Seorang yang tahu bahwa apa yang dipercayakan kepadanya adalah milik tuannya ( Kej. 24:34-38).
3. Seorang yang tahu bahwa jika dia mengambil dan menggunakan apa yang telah dipercayakan kepadanya, hubungan kepercayaan antara dia dan si pemiliki akan rusak dan dia dipecat (Kej. 3:23; Hos. 6:7).
a.       Contoh:
1)      Adam dan Hawa, Kej. 3.
2)      Raja Hizkia, Yes. 22:14-18
b.      “Seorang penatalayan mempersamakan dirinya dengan tuannya, Dia menerima tanggung jawab seorang penatalayanan, dan dia harus bertindak menggantikan tuannya, melakukan sebagaimana tuannya lakukan ketika ia memimpin. Perhatian tuannya menjadi perhatiannya. Kedudukan dari seorang penatalayan adalah satu kehormatan karena tuannya mempercayai dia. Jika dalam salah satu cara dia bertindak mementingkan diri dan membelokkan keuntungan yang diperoleh dengan perdagangan atas barang milik tuannya untuk keuntungannya sendiri, dia telah menyelewengkan kepercayaan yang diletakkan padanya.” Ellen G. White, Tesitiomies for the Church, 9:246.

    III.            PENATALAYAN DALAM PERJANJIAN BARU
A.      Dua kata dasar “penatalayan” dalam Perjanjian Beru
1. Epitropos, muncul 3 kali
2. Oikomonos, muncul 10 kali (Oikos=rumah dan Nemo=menangani)
B.      Baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Penatalayan didefinisikan oleh apa yang mereka lakukan.
1. Perjanjian Baru secara khusus menjelaskan penatalayan dalam istilah akuntabilitas (Luk. 12:48) dan harapan (1 Kor. 4:2)
2. Perjanjian lama berfokus pada pernyataan kepemilikan Allah daripada mendefinisikan kita sebagai penatalayanan-Nya.
C.      Yesus memperluas definisi penatalayan dalam Luk. 16:1-15 – Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur.
1. Pelajarannya adalah tentang lebih daripada seorang bendahara yang melepaskan diri dari bencana keuangan
2. Hal ini juga berlaku bagi  mereka yang melepaskan diri dari bencana rohani melalui manifestasi iman yang bijaksana.
3. Penatalayanan yang bijak akan bersedia bagi kedatangan Yesus dimasa mendatang (Mat. 25:21)
D.      Mutu karakter yang perlu ada sebagai Penatalayan.
1. 1 Kor. 4:1, 2.
a.       Dapat dipercaya
2. Titus 1: 7-9.
a.       Tidak bercacat
b.      Tidak angkuh
c.       Bukan pemberang
d.      Bukan peminum
e.      Bukan pemarah
f.        Tidak serakah
g.       Suka memberi tumpangan
h.      Suka akan yang baik
i.         Bijaksana
j.        Adil
k.       Saleh
l.         Dapat menguasai diri
m.    Berpegang pada perkataan yang benar.
3. 1 Pet. 4:10.
a.       Melayani sesuai dengan karunia yang dimiliki.
4. Selalu sadar bahwa ia adalah milik Kristus
a.       “Haruskah saya membuka hati pada Roh Suci, agar setiap kemampuan dan energi yang Allah telah mandatkan kepada saya dapat dibangunkan? Saya adalah milik Kristus, dan saya bekerja di pelayanan-Nya, saya penatalayan kasih karunia-Nya.” Ellen G. White, Fundamentals of Christian Education, 301.
E.       Yesus menggunakan istilah “penatalayan” secara metaforsis dalam Lukas 12:35-48
1. Penatalayan yang bijaksana akan siap untuk kedatangan Anak Manusia,  
2. Penatalayan yang tidak setia telah berhenti bekerja karena tuannya telah menunda kedatangannya.
3. Penatalayan yang tidak setia telah berubah menjadi seorang yang kejam dan telah menjadi kasar kepada orang-orang di sekelilingnya. Dia bukan lagi teladan perbuatan baik atau pengelola kasih karunia.

    IV.            MURID YESUS ADALAH PENATALAYAN
A.      PENATALAYAN DARI RAHASIA ALLAH
1 Kor 4:31 “sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah”
1. Apakah rahasia Allah itu?
a.       Yesus Kristus , Kol. 2:2.
b.      Karya Penyelamatan Yesus, 1Ti 3:16 .
1)      Rencana keselamatan adalah supranatural dan mustahil bagi kita untuk memahaminya sepenuhnya. Bahwa Pencipta segala sesuatu (Yoh. 1:1-3) akan turun ke bumi ini dan “dimanifestasikan dalam daging” (Ellen G. White, Manuscript Releases, 6:112) hanya untuk memberikan Diri-Nya sendiri sebagai korban bagi dosa-dosa manusia, membawa rahasia yang mungkin tidak akan pernah sepenuhnya dipahami oleh setiap ciptaan.
2)      Bahkan malaikat belajar untuk memahami rahasia mengapa Yesus datang ke bumi (1 Ptr. 1:12).
2. Aplikasi
a.       Sebagai penatalayan-Nya, kita ditugaskan untuk melestarikan, mengajar, melindungi, dan merawat kebenaran Ilahi yang Dia telah ungkapan.
b.      Bagaimana kita melakukan ini adalah penatalayanan tertinggi, dan itu berarti kita “memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci” (1
B.      PENATALAYAN DARI KEBENARAN ROHANI
1. Seperti harta berwujud, pemberian yang tidak berwujud berasal dari Allah. Hal-hal tidak berwujud ini adalah harta rohani yang Allah berikan kepada kita (1 Pet. 4:10).
2. Harta Rohani yang Allah berikan,
a.       Efesus 6:13-17:
1)      Ikat pinggang kebenaran
2)      Bajuzirah keadilan
3)      Kaki berkasutkan kerelaan untuk menginjil
4)      Perisai iman
5)      Ketopong keselamatan
6)      Pedang Roh Firman Allah
b.      Roma 6:23:
7)      Hidup Kekal dalam Kristus Yesus
                                                                                                                                  a).      “Hanya dalam terang yang bersinar dari Golgota dapatlah pengajaran alam dibaca dengan tepatnya. Perantaraan kisah Betlehem dan salib biarlah ditunjukkan bagaimana kebaikan akan mengalahkan kejahatan, dan bagaimana setiap berkat yang dating kepada kita adalah suatu pemberian dari penebusan.” Ellen G. White, Membia Pendidikan Sejati, 89.
                                                                                                                                  b).      Penebusan adalah milik kita, karena Yesus telah membayarnya dengan harga tertinggi.
(1).  Eph 1:7  Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 
                                                                                                                                   c).      Sangat penting untuk mengenakan “seluruh perlengkapan senjata Allah” (Ef. 6:11) agar si Jahat tidak dating mengambilnya.
C.      BERTANGGUNG JAWAB SEBAGAI PENATALAYAN
1. Penatalayan yang bijaksana dibuktikan oleh kesediaan mereka untuk menerima dan melaksanakan prinsip moral dari tanggung jawab pribadi.
2. “Allah rindu untuk membawa manusia ke dalam hubungan langsung dengan diri-Nya sendiri. Dalam semua urusan-Nya dengan manusia Dia mengakui prinsip tanggung jawab pribadi. Dia berusaha untuk mendorong rasa ketergantungan pribadi dan menanamkan kesan kebutuhan akan bimbingan pribadi. Pemberian-Nya dipercayakan kepada manusia sebagai individu. Setiap manusia telah dijadikan penatalayan atas tanggung jawab yang kudus; masing-masing melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan pengarahan sang Pemberi; dan oleh semua pertanggungjawaban penatalayanannya harus diberikan kepada Allah.”—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 7, hlm. 176.
3. Ketika kita menjadi penatalayan, kita tidak akan memindahkan tanggung jawab kita kepada orang lain atau kepada organisasi.
4. Tanggung jawab pribadi kita adalah kepada Allah dan akan tercermin dalam semua interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita (Kej. 39:9; lihat juga Dan. 3:16).
5. Kita akan melakukan tugas yang ada dengan kemampuan terbaik kita. Sukses di mata Tuhan akan lebih bergantung pada iman kita dan kemurnian kita daripada kecerdasan dan talenta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar