PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 1 TAHUN 2018
PENATALAYANAN MOTIVASI HATI
PELAJARAN 7
KEJUJURAN KEPADA ALLAH
Ayat Hafalan:
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang
setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan
buah dalam ketekunan." Lukas 8:15.
PENDAHULUAN
·
Seorang Penatalayan haruslah seorang yang jujur
o Lukas 8:15 “Yang
jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
o Dalam versi King
James Version (KJV): Luk 8:15 “But that on the good ground are they, which
in an honest and good heart, having heard the word, keep it, and bring
forth fruit with patience.”
o Terjemahan bebas: Tetapi
yang jatuh di tanah yang baik adalah mereka, yang adalah jujur dan baik hati,
ketika mendengar Firman itu, menyimpannya, dan mengeluarkan buah dalam
ketekunan.”
·
Apakah hati yang jujur itu, dan bagaimana
menyingkapkannya?
o Jujur /ju·jur/ a
[1] lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya); [2] tidak
curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku) [3]
tulus; ikhlas;
o Kejujuran/ke·ju·jur·an/
n sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati)
·
“Budaya modern sering melihat kejujuran sebagai
sesuatu yang samar-samar, etika relativitas; banyak orang kadang-kadang tidak
jujur tetapi berpendapat itu dapat diterima asalkan pelanggarannya tidak
terlalu besar. Juga keadaan tertentu, ditegaskan, bisa membenarkan beberapa
ketidakjujuran.”
·
Dalam pelajaran pekan ini kita akan belajar konsep
rohani dari kejujuran melalui praktik persepuluhan dan melihat mengapa
persepuluhan sangat penting kepada seorang penatalayan dan penatalayanan.
KENAPA
KITA HARUS JUJUR DALAM MENGEMBALIKAN PERSEPULUHAN? (4 ALASAN).
I.
(ALASAN 1) KARENA MENGEMBALIKAN PERSEPULUHAN DENGAN
JUJUR ADALAH PERINTAH ALLAH
A. Maleaki 3:8 “Bolehkah
manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan
cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan
dan persembahan khusus!”
B. Allah menghendaki agar
umat-umat-Nya mengembalikan persepuluhan dengan jujur.
C. Fakta: Beberapa
anggota jemaat tidak jujur dalam mengembalikan persepuluhan.
D. Kutipan Roh Nubuat
tentang ketidakjujuran dalam jemaat:
“Ketidakjujuran dipraktikkan di seluruh tatanan kita, dan ini adalah
penyebab suam-suam kuku pada pihak orang yang mengaku percaya kebenaran. Mereka
tidak terhubung dengan Kristus dan sedang menipu jiwa mereka sendiri.”—Ellen G.
White, Testimonies for the Church,
jld. 4, hlm. 310.
E. Nasihat Yesus tentang
kesetiaan – (perkara kejujuran)
Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia
setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam
perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
F. Kutipan Roh Nubuat
untuk jujur dalam mengembalikan persepuluhan:
“Tidak ada imbauan yang dibuat untuk ucapan syukur atau kedermawanan.
Ini adalah soal kejujuran yang sederhana. Persepuluhan adalah milik Tuhan; dan
Ia memohon supaya kita mengembalikan kepada-Nya apa yang menjadi milik-Nya....
Jikalau kejujuran merupakan suatu prinsip kehidupan bisnis yang penting, maka
tidakkah kita harus mengakui kewajiban kita pada Allah - kewajiban yang
menggarisbawahi setiap kewajiban lain?”—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 126.
II.
(ALASAN 2) KARENA MENGEMBALIKAN PERSEPULUHAN DENGAN JUJUR
ADALAH TANDA BERIMAN KEPADA ALLAH.
A. Kejadian
28:20-22 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk
dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali
ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 22 Dan batu yang
kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang
Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh
kepada-Mu."
B. Konteks ayat:
Yakub menyatakan imannya kepada Allah dengan bernazar untuk memberikan
persepuluhan dari setiap hasil usahanya walaupun dia belum melihat/ mengalami
berkat-berkat Allah.
C. Definisi Iman:
Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
D. Iman orang Kristen
haruslah sama dengan dengan iman yang dimiliki oleh Abraham -- Ia mau
mengorbankan anak yang dikasihinya, karena diperintahkan Allah.
E. Agar iman sempurna
kita harus memandang kepada Yesus.
Ibrani 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah.
F. Yesus sebagai
penyempurna iman kita, pernah mengatakan untuk tidak mengabaikan mengembalikan
persepuluhan.
Lukas 11:4 “Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu
membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan.”
III.
(ALASAN 3) KARENA MENGEMBALIKAN PERSEPULUHAN DENGAN
JUJUR ADALAH PERSEMBAHAN KUDUS BAGI TUHAN
A. Imamat 27:30
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih
di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan
kudus bagi TUHAN.
B. “Persepuluhan milik
Tuhan dan karena itu kudus. Itu tidak menjadi kudus melalui sumpah atau tindakan
penyucian. Itu benar-benar kudus karena sifat alaminya; itu adalah milik Tuhan.
Tidak ada seorang pun kecuali Allah memiliki hak itu. Tidak ada yang bisa
menguduskannya bagi Tuhan, karena persepuluhan tidak pernah bagian dari harta
benda seseorang.”—Ángel Manuel Rodríguez, Stewardship
Roots (Silver Spring, Md.: Stewardship Ministries Department, 1994), hlm.
52.
C. Persepuluhan adalah
kudus, sebagaimana hari Sabat adalah kudus.
1. Kata “kudus” berasal
dari kata Ibrani ‘kadosh’ yang berarti
“diasingkan untuk penggunaan kudus.”
2. Hari Sabat dan
persepuluhan terhubung dengan cara ini. Kita mengasingkan hari ketujuh Sabat
sebagai suci, sebagai kudus; dan kita mengasingkan persepuluhan sebagai milik
suci Allah, sebagai sesuatu yang kudus.
D. Kutipan Roh Nubuat:
“Allah telah menyucikan hari ketujuh. Bagian waktu yang tertentu itu
diasingkan oleh Allah sendiri untuk hari perbaktian, tetap suci hingga sekarang
ini sebagaimana yang mula-mula disucikan oleh Khalik kita… Dalam cara yang sama
perpuluhan dari penghasilan kita adalah ‘suci bagi Tuhan.’ Perjanjian Baru
tidak menegaskan kembali hukum perpuluhan seperti juga halnya hukum Hari Sabat,
karena syahnya kedua hal itu telah diketahui manfaat rohaninya yang dalam telah
dijelaskan.... Di saat kita sebagai suatu umat berusaha dengan setia memberikan
kepada Allah waktu yang khusus bagiNya, tidaklah pula kita berikan kepadaNya
bagian harta kita yang Ia tuntut.”—Ellen G. White, Nasihat Penatalayanan, hlm. 44.
IV.
(ALASAN 4) KARENA MENGEMBALIKAN PERSEPULUHAN DENGAN
JUJUR ADALAH TANDA KEBANGUNAN DAN PEMBARUAN HIDUP
A. 2 Taw. 31:5
Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang
besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam
hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu
dalam jumlah yang besar.
1. Konteks Ayat: Raja
Hizkia mengadakan kebangunan dan pembaruan hidup diantara bangsa Israel, salah
satu tandanya adalah memberikan persepuluhan kepada Allah.
2. Hal yang sama
dilakukan juga oleh Nehemia.
a. Neh 13:12 Maka
seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum,
anggur dan minyak ke perbendaharaan.
B. Kutipan Roh Nubuat:
“Kebangunan dan pembaruan adalah dua hal yang berbeda. Kebangunan
menandakan pembaruan kehidupan rohani, menghidupkan kuasa pikiran dan hati,
kebangkitan dari kematian rohani. Pembaruan menandakan reorganisasi, perubahan
dalam ide dan teori, kebiasaan dan praktik.”—Ellen G. White, Christian Service, hlm. 42.
C. Kutipan : “Hubungan
antara kebangunan, pembaruan, dan persepuluhan adalah otomatis. Tanpa
mengembalikan persepuluhan, kebangunan dan pembaruan adalah suam-suam kuku,
jika itu adalah sekadar kebangunan. Terlalu sering kita sebagai orang Kristen
berdiri menganggur di tempat penonton ketika kita harusnya secara aktif
terlibat di pihak Tuhan. Kebangunan dan pembaruan menuntut komitmen, dan
persepuluhan adalah bagian dari komitmen itu. Jika kita menahan dari Allah apa
yang Dia minta dari kita, kita tidak bisa mengharapkan Dia menanggapi apa yang
kita minta dari-Nya.” (Pelajaran SS, Hari Kamis, Paragraf 4).
KESIMPULAN
·
Sebagai seorang penatalayan kita harus memiliki
kejujuran.
·
Sebagai penatalayan yang baik, kita harus mengembalikan
dengan jujur persepuluhan kepada Allah, karena:
1. Mengembalikan
persepuluhan adalah perintah Allah
2. Mengembalikan
persepuluhan adalah tanda beriman kepada Allah
3. Mengembalikan
persepuluhan adalah persembahan kudus bagi Allah
4. Mengembalikan
persepuluhan adalah tanda pembaharuan hidup
·
Alasan yang terbesar kenapa kita harus mengembalikan
persepuluhan dengan jujur, adalah karena Yesus telah mati diatas kayu salib
agar kita semua dapat diselamatkan (Yoh. 3:16).
·
Allah akan memberkati kia dengan limpahnya, jika kita
setia dalam tugas kita.
“Roh cinta-diri nampaknya
menghalangi manusia untuk memberikan kepada Allah apa yang menjadi milik-Nya. Allah
telah membuat satu perjanjian yang istimewa dengan manusia yaitu jika mereka
setia mengasingkan bagian yang ditentukan untuk mempercepat kerajaan Kristus,
Tuhan akan memberkati mereka dengan limpah, sehingga tak ada tempat lagi untuk
menaruh pemberian-pemberiannya. Tetapi jikalau manusia menahan milik Allah,
dengan jelas Allah mengatakan, ‘Kamu kena kutuk.’”—Ellen G. White, Counsels on Stewardship, hlm. 77.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar