Kamis, 24 Oktober 2019

MENGHADAPI PERLAWANAN


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 4 TAHUN 2019
EZRA DAN NEHEMIA

PELAJARAN 4
MENGHADAPI PERLAWANAN



Ayat Hafalan:
“Tetapi mata Allah mengamat-amati para tua-tua orang Yahudi, sehingga mereka tidak dipaksa berhenti oleh orang-orang itu sampai ada berita diterima oleh Darius dan kemudian dikirim kembali surat jawaban mengenai hal itu. 
Ezra 5: 5.

PENDAHULUAN
A.   Ezra 3-6 menceritakan perlawanan terhadap pembangunan kembali bait suci.
B.   Ezra 7:1 menyebutkan nama Ezra untuk pertama kali. Pada saat ia datang pada tahun 457 SM, segalanya berubah, kota Yerusalem bersama temboknya mulai dibangun kembali secara tidak teratur.
C.   Neh. 1-6 menyatakan bahwa setelah tiga belas tahun kemudian, Nehemia tiba (dikirim oleh Artahsasta pada 444 SM) dan pembangunan tembok akhirnya dilanjutkan. Meskipun perlawanan sangat kuat, pekerjaan itu selesai dalam 52 hari (Neh. 6:5).
D.   Kitab Ezra dan Nehemia memiliki tema umum: Perlawanan terhadap pekerjaan Allah.
E.    Pelajaran pekan ini menjelaskan kepada kita bagaimana orang-orang Israel menghadapi setiap perlawanan dalalm membangun kembali kota Yerusalem.

MENGHADAPI PERLAWANAN

      I.          PERLAWANAN DIMULAI
A.   Ezr 4:1-5  Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel, 2  maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka: "Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari." 3  Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga orang Israel yang lain berkata kepada mereka: "Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia." 4  Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. 5  Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan  rancangan mereka.
C.   Orang Israel mendapat perlawanan dari orang-orang yang hidup di sekitar kota Yerusalem, karena mereka menolak bantuan dari orang-orang itu.
D.   Orang Israel menolak bantuan dari orang lain untuk membangun bait suci, alasan:
1.    Karena mereka adalah “lawan” (ay. 1) – hanya pura-pura baik.
2.    Karena mereka adalah bangsa campuran dan agama mereka adalah agama campuran (Raja 17:24-41).
3.    Karena orang Israel menyadari bahwa kota Yerusalem dan bait suci dihancurkan oleh karena nenek moyang mereka telah berkompromi dengan agama kafir di sekitar mereka.
E.    Aplikasi: Jangan berkompromi!



    II.          PARA NABI MEMBERI SEMANGAT
A.   Ezr 5:1-5  Tetapi nabi Hagai dan Zakharia bin Ido, kedua nabi itu, bernubuat terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan di Yerusalem dalam nama Allah Israel, yang menyertai mereka. 2  Pada waktu itu mulailah Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak membangun rumah Allah yang ada di Yerusalem. Mereka didampingi dan dibantu oleh nabi-nabi Allah. 3  Tetapi pada waktu itu juga datanglah kepada mereka Tatnai, bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, bersama-sama dengan Syetar-Boznai dan rekan-rekan mereka, dan beginilah katanya kepada mereka: "Siapakah yang memberi perintah kepadamu untuk membangun rumah ini dan menyelesaikan tembok ini?" 4  Lalu katanya pula kepada mereka: "Siapakah nama-nama orang yang mendirikan bangunan ini?" 5  Tetapi mata Allah mengamat-amati para tua-tua orang Yahudi, sehingga mereka tidak dipaksa berhenti oleh orang-orang itu sampai ada berita diterima oleh Darius dan kemudian dikirim kembali surat jawaban mengenai hal itu. 
B.   Allah melalui para nabi – Hagai dan Zakaria – memberikan semangat kepada mereka dalam menghadapi perlawanan.
C.   “Nabi Hagai dan Zakaria diangkat untuk menghadapi krisis ini. Dalam menggerakkan kesaksian utusan-utusan yang ditunjuk ini mengungkapkan kepada orang banyak penyebab kesulitan mereka. Kurangnya kemakmuran jasmaniah adalah akibat kelalaian menaruh kepentingan Allah yang nomor satu, kata nabi-nabi itu. Sekiranya orang Israel telah menghormati Allah, sekiranya mereka telah menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang layak kepada-Nya, dengan menjadikan pembangunan rumah-Nya sebagai pekerjaan mereka yang nomor satu, maka mereka akan dapat mendatangkan hadirat dan berkat-Nya.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 174.
D.   Aplikasi: Allah selalu memiliki orang-orang untuk memberikan semangat kepada umat-umat-Nya pada saat mereka menghadapi kesulitan.

  III.          PENGHENTIAN PEKERJAAN
A.   Ezr 4:23, 24  Maka setelah salinan surat raja Artahsasta dibacakan kepada Rehum, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka, berangkatlah mereka dengan segera ke Yerusalem mendapatkan orang-orang Yahudi, dan dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan pekerjaan itu. 24  Pada waktu itu terhentilah pekerjaan membangun rumah Allah yang di Yerusalem, dan tetap terhenti sampai tahun yang kedua zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia.
B.   Penduduk di daerah itu menulis surat gugatan melawan orang-orang Yahudi pada masa raja Darius, Ahasyweros dan Artahsasta – mereka berusaha menghentikan pekerjaan di Yerusalem.
C.   Penduduk daerah sekitar menghasut dengan mengatakan bahwa jika kota itu dibangun kembali, maka raja akan kehilangan kekuasaanya atas wilayah itu karena di masa lalu Yerusalem menjadi tempat pemberontakan dan masalah.
D.   Raja Artahsasta percaya akan tuduhan ini – dan memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan itu, dan orang-orang mengirim pasukan untuk mencegah pembangunan lebih lanjut dari kota itu.
E.    Oleh karena perlawanan-perlaanan ini membuat orang Yahudi menjadi takut. Sehingga mereka menghentikan pekerjaan pembangunan.
F.    Aplikasi:  Ketakutan dapat melumpuhkan pikiran kita, dan gantinya berfokus pada Allah, kita menjadi putus asa dan tidak berdaya.


 IV.          NEHEMIA MENGAMBIL TINDAKAN (444 SM)
A.   Neh. 4:12-14  Ketika orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah sepuluh kali datang memperingatkan kami: "Mereka akan menyerang kita dari segala tempat tinggal mereka," 13 maka aku tempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka. 14 Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu." 
C.   Nehemia 4 menceritakan tindakan-tindakan Nehemia memimpin orang Yahudi menghadapi perlawananan:
1.    Nehemia menguatkan hati mereka: “Jangan kamu takut kepada mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dasyat!”
2.    Nehemia menempatkan orang-orang di sekeliling tembok dengan senjata sehingga setiap keluarga siap untuk bertempur.
3.    ia membagi para pekerjanya menjadi dua kelompok, yang satu bekerja dan yang lainnya memegang senjata.
4.    Ia membuat ketentuan khusus untuk semua orang yang bekerja membangun tembok, karena mereka paling dekat dengan bahaya. Masing-masing pembangun harus memegang pedang dengan tangan yang satu dan dengan tangan yang lainnya mereka menyusun batu bata membangun tembok.
D.   Aplikasi: Perlindungan terbaik adalah TUHAN.

   V.          MELAKUKAN SUATU “PEKERJAAN BESAR”
A.   Neh 6:3 Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: "Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!" 
B.   Nehemia menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah sebuah “pekerjaan besar” dan dia tidak ingin diganggu. Prinsipnya itu melepaskan dia dari upaya pembunuhan oleh Sanbalat dan Gesyem yang terus-menerus mengirim surat meminta dia untuk datang kepada mereka di lembah Ono.
C.   Nehemia menganggap pekerjaan untuk Allah itu “besar” dan lebih penting karena ia menyadari bahwa kehormatan nama Allah sedang dipertaruhkan di Yerusalem.
D.   Tulisan Roh Nubuat: “Dalam pengabdian Nehemia yang teguh kepada pekerjaan Allah dan keteguhannya yang sama dalam ketergantungannya atas Allah, terletak sebab kegagalan musuh-musuhnya untuk menyeretnya ke dalam kuasa mereka. Jiwa yang lengah mudah jatuh menjadi mangsa pencobaan; tetapi dalam kehidupan yang mempunyai cita-cita yang luhur suatu maksud yang menyerap, kejahatan hanya memperoleh pijakan sedikit. Iman orang yang senantiasa maju tidak menjadi lemah; karena di atas, di bawah, di seberang, ia mengenal Kasih Yang Tak Terbatas, melaksanakan segala sesuatu untuk menyelesaikan rencana-Nya yang baik. Hamba-hamba Allah yang sejati bekerja dengan dengan suatu tekad yang tidak akan gagal oleh sebab takhta anugerah senantiasa menjadi pertahanan mereka.” Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 250.
E.    Nehemia juga mengetahui bahwa Semaya dan beberapa nabi lain (Neh. 6:10-14) telah disuap oleh Sanbalat dan Tobiah untuk membusukkan nama Nehemia dihadapan orang-orang Israel.
F.    Tulisan Roh Nubuat: “Perlawanan dan keputusasaan yang dihadapi para pembangun pada zaman Nehemia dari musuh secara terang-terangan dan berpura-pura berlaku sebagai sahabat sama bentuknya dengan pengalaman yang akan dihadapi oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan Allah sekarang. Orang-orang Kristen dicobai, bukan saja oleh kemarahan, kesombongan musuh-musuh yang kejam, melainkan oleh kelengahan, sifat plin-plan, kesuaman, dan pengkhianatan orang-orang yang menyatakan diri mereka sebagai sahabat dan penolong.” Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 234-235.
G.   Aplikasi: Pekerjaan Allah harus menjadi pekerjaan besar kita.


KESIMPULAN
1.    Nehemia menolak bantuan dari orang-orang disekitar Yerusalem karena dia mengetahui bahwa bantuan itu adalah pura-pura.
2.    Nasihat nabi Hagai dan Zakaria memberikan semangat didalam menghadapi perlawanan.
3.    Rasa takut kepada musuh mereka membuat pekerjaan pembangunan terhenti.
4.    Nehemia menguatkan hati orang-orang Israel dengan menuntun mereka untuk percaya kepada Allah dan melakukan setiap perintah-Nya.
5.    Nehemia menganggap pekerjaan pembangunan itu adalah pekerjaan yang besar. Karena pekerjaan itu adalah pekerjaan Allah.

PANGGILAN
1.    Marilah kita tidak berkompromi dengan kejahatan.
2.    Marilah kita saling memberi semangat dalam pekerjaan TUHAN.
3.    Marilah kita memandang pada “Allah yang maha besar dan dashyat” pada saat menghadapi masalah dan ujian.
4.    Marilah kita mengutamakan pekerjaan Allah, jadikan itu sebagai pekerjaan terbesar kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar