PELAJARAN
SEKOLAH SABAT
KWARTAL
4 TAHUN 2019
EZRA
DAN NEHEMIA
PELAJARAN
4
MENGHADAPI PERLAWANAN
Ayat Hafalan:
“Tetapi
mata Allah mengamat-amati para tua-tua orang Yahudi, sehingga mereka tidak
dipaksa berhenti oleh orang-orang itu sampai ada berita diterima oleh Darius
dan kemudian dikirim kembali surat jawaban mengenai hal itu.
Ezra
5: 5.
PENDAHULUAN
A.
Ezra 3-6 menceritakan perlawanan terhadap pembangunan
kembali bait suci.
B.
Ezra 7:1 menyebutkan nama Ezra untuk pertama kali. Pada
saat ia datang pada tahun 457 SM, segalanya berubah, kota Yerusalem bersama
temboknya mulai dibangun kembali secara tidak teratur.
C.
Neh. 1-6 menyatakan bahwa setelah tiga belas tahun
kemudian, Nehemia tiba (dikirim oleh Artahsasta pada 444 SM) dan pembangunan
tembok akhirnya dilanjutkan. Meskipun perlawanan sangat kuat, pekerjaan itu
selesai dalam 52 hari (Neh. 6:5).
D.
Kitab Ezra dan Nehemia memiliki tema umum: Perlawanan
terhadap pekerjaan Allah.
E.
Pelajaran pekan ini menjelaskan kepada kita bagaimana
orang-orang Israel menghadapi setiap perlawanan dalalm membangun kembali kota
Yerusalem.
MENGHADAPI
PERLAWANAN
I.
PERLAWANAN
DIMULAI
A.
Ezr 4:1-5 Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin
mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun
bait suci bagi TUHAN, Allah Israel, 2 maka mereka mendekati
Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka:
"Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun
berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan
korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke
mari." 3 Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga
orang Israel yang lain berkata kepada mereka: "Bukanlah urusan kita
bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami
sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang
diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia." 4
Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat
mereka takut membangun. 5 Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri
Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok
para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan
mereka.
C.
Orang Israel mendapat perlawanan dari orang-orang yang
hidup di sekitar kota Yerusalem, karena mereka menolak bantuan dari orang-orang
itu.
D.
Orang Israel menolak bantuan dari orang lain untuk
membangun bait suci, alasan:
1.
Karena mereka adalah “lawan” (ay. 1) – hanya pura-pura
baik.
2.
Karena mereka adalah bangsa campuran dan agama mereka
adalah agama campuran (Raja 17:24-41).
3.
Karena orang Israel menyadari bahwa kota Yerusalem dan
bait suci dihancurkan oleh karena nenek moyang mereka telah berkompromi dengan
agama kafir di sekitar mereka.
II.
PARA NABI MEMBERI SEMANGAT
A.
Ezr 5:1-5 Tetapi nabi Hagai dan Zakharia bin Ido,
kedua nabi itu, bernubuat terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda
dan di Yerusalem dalam nama Allah Israel, yang menyertai mereka. 2
Pada waktu itu mulailah Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak membangun
rumah Allah yang ada di Yerusalem. Mereka didampingi dan dibantu oleh nabi-nabi
Allah. 3 Tetapi pada waktu itu juga datanglah kepada mereka Tatnai,
bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, bersama-sama dengan Syetar-Boznai dan
rekan-rekan mereka, dan beginilah katanya kepada mereka: "Siapakah yang
memberi perintah kepadamu untuk membangun rumah ini dan menyelesaikan tembok ini?" 4
Lalu katanya pula kepada mereka: "Siapakah nama-nama orang yang mendirikan
bangunan ini?" 5 Tetapi mata Allah mengamat-amati para tua-tua
orang Yahudi, sehingga mereka tidak dipaksa berhenti oleh orang-orang itu
sampai ada berita diterima oleh Darius dan kemudian dikirim kembali surat
jawaban mengenai hal itu.
B.
Allah melalui para nabi – Hagai dan Zakaria –
memberikan semangat kepada mereka dalam menghadapi perlawanan.
C.
“Nabi Hagai dan Zakaria diangkat untuk menghadapi
krisis ini. Dalam menggerakkan kesaksian utusan-utusan yang ditunjuk ini
mengungkapkan kepada orang banyak penyebab kesulitan mereka. Kurangnya
kemakmuran jasmaniah adalah akibat kelalaian menaruh kepentingan Allah yang
nomor satu, kata nabi-nabi itu. Sekiranya orang Israel telah menghormati Allah,
sekiranya mereka telah menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang layak
kepada-Nya, dengan menjadikan pembangunan rumah-Nya sebagai pekerjaan mereka
yang nomor satu, maka mereka akan dapat mendatangkan hadirat dan berkat-Nya.”
Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 174.
D.
Aplikasi: Allah selalu memiliki orang-orang untuk
memberikan semangat kepada umat-umat-Nya pada saat mereka menghadapi kesulitan.
III.
PENGHENTIAN PEKERJAAN
A.
Ezr 4:23, 24 Maka setelah salinan surat raja
Artahsasta dibacakan kepada Rehum, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan
mereka, berangkatlah mereka dengan segera ke Yerusalem mendapatkan orang-orang
Yahudi, dan dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan
pekerjaan itu. 24 Pada waktu itu terhentilah pekerjaan membangun
rumah Allah yang di Yerusalem, dan tetap terhenti sampai tahun yang kedua zaman
pemerintahan Darius, raja negeri Persia.
B.
Penduduk di daerah itu menulis surat gugatan melawan
orang-orang Yahudi pada masa raja Darius, Ahasyweros dan Artahsasta – mereka
berusaha menghentikan pekerjaan di Yerusalem.
C.
Penduduk daerah sekitar menghasut dengan mengatakan
bahwa jika kota itu dibangun kembali, maka raja akan kehilangan kekuasaanya
atas wilayah itu karena di masa lalu Yerusalem menjadi tempat pemberontakan dan
masalah.
D.
Raja Artahsasta percaya akan tuduhan ini – dan memerintahkan
untuk menghentikan pekerjaan itu, dan orang-orang mengirim pasukan untuk
mencegah pembangunan lebih lanjut dari kota itu.
E.
Oleh karena perlawanan-perlaanan ini membuat orang
Yahudi menjadi takut. Sehingga mereka menghentikan pekerjaan pembangunan.
F.
Aplikasi: Ketakutan dapat
melumpuhkan pikiran kita, dan gantinya berfokus pada Allah, kita menjadi putus
asa dan tidak berdaya.
IV.
NEHEMIA MENGAMBIL TINDAKAN (444 SM)
A.
Neh. 4:12-14
Ketika orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah sepuluh kali datang
memperingatkan kami: "Mereka akan menyerang kita dari segala tempat
tinggal mereka," 13 maka aku tempatkan rakyat menurut kaum
keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah
dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka. 14 Kuamati
semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa
dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka!
Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk
saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk
isterimu dan rumahmu."
C.
Nehemia 4 menceritakan tindakan-tindakan Nehemia
memimpin orang Yahudi menghadapi perlawananan:
1.
Nehemia menguatkan hati mereka: “Jangan kamu takut
kepada mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dasyat!”
2.
Nehemia menempatkan orang-orang di sekeliling tembok
dengan senjata sehingga setiap keluarga siap untuk bertempur.
3.
ia membagi para pekerjanya menjadi dua kelompok, yang
satu bekerja dan yang lainnya memegang senjata.
4.
Ia membuat ketentuan khusus untuk semua orang yang
bekerja membangun tembok, karena mereka paling dekat dengan bahaya.
Masing-masing pembangun harus memegang pedang dengan tangan yang satu dan
dengan tangan yang lainnya mereka menyusun batu bata membangun tembok.
D.
Aplikasi: Perlindungan terbaik adalah TUHAN.
V.
MELAKUKAN SUATU “PEKERJAAN BESAR”
A.
Neh 6:3 Lalu aku mengirim utusan kepada mereka
dengan balasan: "Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku
tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku
meninggalkannya dan pergi kepada kamu!"
B.
Nehemia menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukannya
adalah sebuah “pekerjaan besar” dan dia tidak ingin diganggu. Prinsipnya itu melepaskan
dia dari upaya pembunuhan oleh Sanbalat dan Gesyem yang terus-menerus mengirim
surat meminta dia untuk datang kepada mereka di lembah Ono.
C.
Nehemia menganggap pekerjaan untuk Allah itu “besar”
dan lebih penting karena ia menyadari bahwa kehormatan nama Allah sedang
dipertaruhkan di Yerusalem.
D.
Tulisan Roh Nubuat: “Dalam pengabdian Nehemia yang
teguh kepada pekerjaan Allah dan keteguhannya yang sama dalam ketergantungannya
atas Allah, terletak sebab kegagalan musuh-musuhnya untuk menyeretnya ke dalam
kuasa mereka. Jiwa yang lengah mudah jatuh menjadi mangsa pencobaan; tetapi
dalam kehidupan yang mempunyai cita-cita yang luhur suatu maksud yang menyerap,
kejahatan hanya memperoleh pijakan sedikit. Iman orang yang senantiasa maju
tidak menjadi lemah; karena di atas, di bawah, di seberang, ia mengenal Kasih
Yang Tak Terbatas, melaksanakan segala sesuatu untuk menyelesaikan rencana-Nya
yang baik. Hamba-hamba Allah yang sejati bekerja dengan dengan suatu tekad yang
tidak akan gagal oleh sebab takhta anugerah senantiasa menjadi pertahanan
mereka.” Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 250.
E.
Nehemia juga mengetahui bahwa Semaya dan beberapa nabi
lain (Neh. 6:10-14) telah disuap oleh Sanbalat dan Tobiah untuk membusukkan
nama Nehemia dihadapan orang-orang Israel.
F.
Tulisan Roh Nubuat: “Perlawanan dan keputusasaan yang
dihadapi para pembangun pada zaman Nehemia dari musuh secara terang-terangan
dan berpura-pura berlaku sebagai sahabat sama bentuknya dengan pengalaman yang
akan dihadapi oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan Allah sekarang. Orang-orang
Kristen dicobai, bukan saja oleh kemarahan, kesombongan musuh-musuh yang kejam,
melainkan oleh kelengahan, sifat plin-plan, kesuaman, dan pengkhianatan
orang-orang yang menyatakan diri mereka sebagai sahabat dan penolong.” Alfa dan
Omega, jld. 4, hlm. 234-235.
G.
Aplikasi: Pekerjaan Allah harus menjadi pekerjaan
besar kita.
KESIMPULAN
1.
Nehemia
menolak bantuan dari orang-orang disekitar Yerusalem karena dia mengetahui
bahwa bantuan itu adalah pura-pura.
2.
Nasihat nabi Hagai dan Zakaria memberikan semangat
didalam menghadapi perlawanan.
3.
Rasa takut kepada musuh mereka membuat pekerjaan
pembangunan terhenti.
4.
Nehemia menguatkan hati orang-orang Israel dengan menuntun
mereka untuk percaya kepada Allah dan melakukan setiap perintah-Nya.
5.
Nehemia menganggap pekerjaan pembangunan itu adalah
pekerjaan yang besar. Karena pekerjaan itu adalah pekerjaan Allah.
PANGGILAN
1.
Marilah kita tidak
berkompromi dengan kejahatan.
2.
Marilah kita saling memberi semangat dalam pekerjaan
TUHAN.
3.
Marilah kita memandang pada “Allah yang maha besar dan
dashyat” pada saat menghadapi masalah dan ujian.
4.
Marilah kita mengutamakan pekerjaan Allah, jadikan itu
sebagai pekerjaan terbesar kita.