PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 4 TAHUN 2018
SATU DALAM KRISTUS
PELAJARAN 2
PENYEBAB PERPECAHAN
Ayat Hafalan:
Permulaan hikmat adalah
takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Amsal 9:10
Pelajaran pekan ini menjelaskan kepada kita penyebab-penyebab
perpecahan (Causes of Disunity):
PENYEBAB-PENYEBAB PERPECAHAN:
I.
TIDAK SETIA KEPADA ALLAH
A.
Ul. 28:15, 25
"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai
engkau:.. TUHAN akan membiarkan engkau terpukul kalah oleh musuhmu. Bersatu
jalan engkau akan keluar menyerang mereka, tetapi bertujuh jalan engkau akan
lari dari depan mereka, sehingga engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan
di bumi. “
B.
“Melalui Musa, Tuhan telah memaparkan di
hadapan umat-Nya akibat ketidaksetiaan. Oleh menolak memelihara perjanjian-Nya,
mereka sendiri menghentikan kehidupan yang diberikan Allah, dan berkat-Nya tak
bisa dicurahkan ke atas mereka. Ada sesekali amaran-amaran ini ditaati,
sehingga berkat-berkat yang limpah tercurah kepada bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa sekelilingnya turut diberkati melalui mereka itu. Tetapi di dalam
sejarah mereka lebih sering melupakan Allah dan kehilangan pandangan terhadap
kedudukan mereka yang tinggi sebagai wakil-wakil-Nya. Dari pelayanan yang Ia
tuntut dari mereka, mereka merampok-Nya, lalu mereka merampas tuntunan
keagamaan dan teladan kesucian dari sesamanya manusia. Mereka ingin mengambil
bagi mereka sendiri buah-buah kebun anggur yang telah dipercayakan kepada
mereka untuk menjaganya. Keserakahan dan kerakusan mereka menyebabkan mereka
dihina bahkan oleh orang-orang kafir. Dengan demikian dunia kafir diberi kesan
salah dalam menafsirkan sifat Allah dan undang-undang kerajaan-Nya”--Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 12-13.
II.
MERASA DIRI BENAR
A.
Hak. 2:18, 19 Setiap
kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN
menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama
hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena
orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi apabila hakim itu
mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka,
dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya;
dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka
yang tegar itu.
B.
Hak. 17:6 Pada zaman
itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri (band. Hakim 21:25).
III.
KEPUTUSAN YANG TIDAK
BIJAKSANA
A.
1 Raja 12:13, 14 “Raja
menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan
para tua-tua kepadanya; ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat
orang-orang muda: "Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku
akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk,
tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."
B.
"Sekiranya Rehabeam dan
para penasihatnya yang kurang berpengalaman mengerti akan kehendak llahi
terhadap orang Israel, maka mereka tentu mau memperhatikan permintaan orang
banyak itu untuk mengadakan penertiban dalam administrasi pemerintahan. Tetapi
pada saat kesempatan ada di tangan mereka selama rapat di Sikhem, mereka gagal
mempertimbangkan sebab dan akibatnya, sehingga dengan demikian melemahkan
pengaruh mereka kepada orang banyak itu untuk selama-lamanya. Ketentuan yang
dinyatakan mereka untuk tidak mengubah dan malahan menambah penindasan yang
diadakan selama pemerintahan Salomo secara tidak langsung bertentangan dengan
rencana Allah bagi bangsa Israel, dan hal ini cukup memberikan bukti kepada
orang banyak untuk meragukan kesungguh-sungguhan tujuan-tujuan mereka. Dalam
usaha yang tak terasa dan tak bijaksana untuk menjalankan kekuasaan ini, raja
dan para penasihat yang dipilihnya menunjukkan kecongkakan memegang jabatan dan
kekuasaan." -Ellen G. White, Alfa
dan Omega, jld. 3, hlm. 73-74
C.
Sangat penting untuk
memiliki hikmat: “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang
Mahakudus adalah pengertian “(Amsal 9:10)
IV.
MELUPAKAN PERSATUAN KRISTEN
A.
1 Kor. 1:10-12 Tetapi
aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus,
supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi
sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab,
saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe
tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan
ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku
dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan
Kristus.
B.
Paulus prihatin dengan
perpecahan didalam jemaat Korintus – Dia kemudian memberi nasihat mengingatkan
mereka akan persatuan didalam Kristus. Mereka harus “sehati sepikir.”
V.
GURU-GURU PALSU
A.
Kis. 20:29, 30 “Aku
tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari
antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka
berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”
B.
Kol 2:8 Hati-hatilah,
supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu
menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut
Kristus.
C.
Bagaimana melawan guru-guru
palsu dan menjaga kesatuan gereja?
1.
“Memberitakan dengan benar
perkataan kebenaran itu" (2 Tim 2: 15).
2.
‘Menghindari omongan yang
kosong dan yang tak suci” (2 Tim 2:16 NKJV).
APPEAL
“Tuhan menginginkan para hamba pilihan-Nya untuk
belajar bagaimana bersatu dalam usaha yang harmonis. Tampaknya perbedaan antara
karunia rohani mereka dan karunia rohani rekan kerja mereka terlalu besar
sehingga sukar bagi mereka bersatu dalam usaha yang harmonis; tetapi ketika
mereka mengingat bahwa ada beragam pikiran yang harus dijangkau, dan sebagian
orang akan menolak kebenaran ketika disampaikan oleh seorang pekerja, dan hanya
membuka hati mereka kepada kebenaran Tuhan ketika disajikan dengan cara yang
berbeda oleh pekerja lain, mereka diharapkan akan berusaha untuk bekerja sama
dalam kesatuan. Talenta mereka, betapapun beragamnya, semuanya bisa
dikendalikan oleh Roh yang sama. Dalam setiap kata dan tindakan, kebaikan dan
kasih akan dinyatakan; dan pada setiap pekerja dengan setia menempati tempat
yang telah ditentukan, maka doa Kristus untuk kesatuan para pengikut-Nya akan
terjawab, dan dunia akan tahu bahwa mereka ini adalah murid-murid-Nya.” – Ellen
G. White, Gospel Workers, hlm. 483.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar