Jumat, 12 Oktober 2018

PENYEBAB PERPECAHAN

PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 4 TAHUN 2018
SATU DALAM KRISTUS

PELAJARAN 2
PENYEBAB PERPECAHAN



Ayat Hafalan:
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Amsal 9:10

Pelajaran pekan ini menjelaskan kepada kita penyebab-penyebab perpecahan (Causes of Disunity):


PENYEBAB-PENYEBAB PERPECAHAN:

      I.          TIDAK SETIA KEPADA ALLAH
A.   Ul. 28:15, 25  "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:.. TUHAN akan membiarkan engkau terpukul kalah oleh musuhmu. Bersatu jalan engkau akan keluar menyerang mereka, tetapi bertujuh jalan engkau akan lari dari depan mereka, sehingga engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. “
B.    “Melalui Musa, Tuhan telah memaparkan di hadapan umat-Nya akibat ketidaksetiaan. Oleh menolak memelihara perjanjian-Nya, mereka sendiri menghentikan kehidupan yang diberikan Allah, dan berkat-Nya tak bisa dicurahkan ke atas mereka. Ada sesekali amaran-amaran ini ditaati, sehingga berkat-berkat yang limpah tercurah kepada bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa sekelilingnya turut diberkati melalui mereka itu. Tetapi di dalam sejarah mereka lebih sering melupakan Allah dan kehilangan pandangan terhadap kedudukan mereka yang tinggi sebagai wakil-wakil-Nya. Dari pelayanan yang Ia tuntut dari mereka, mereka merampok-Nya, lalu mereka merampas tuntunan keagamaan dan teladan kesucian dari sesamanya manusia. Mereka ingin mengambil bagi mereka sendiri buah-buah kebun anggur yang telah dipercayakan kepada mereka untuk menjaganya. Keserakahan dan kerakusan mereka menyebabkan mereka dihina bahkan oleh orang-orang kafir. Dengan demikian dunia kafir diberi kesan salah dalam menafsirkan sifat Allah dan undang-undang kerajaan-Nya”--Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 12-13.

    II.          MERASA DIRI BENAR
A.   Hak. 2:18, 19  Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.  Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu. 
B.   Hak. 17:6  Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (band. Hakim 21:25).

  III.          KEPUTUSAN YANG TIDAK BIJAKSANA
A.   1 Raja 12:13, 14  “Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua kepadanya;   ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: "Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi." 
B.   "Sekiranya Rehabeam dan para penasihatnya yang kurang berpengalaman mengerti akan kehendak llahi terhadap orang Israel, maka mereka tentu mau memperhatikan permintaan orang banyak itu untuk mengadakan penertiban dalam administrasi pemerintahan. Tetapi pada saat kesempatan ada di tangan mereka selama rapat di Sikhem, mereka gagal mempertimbangkan sebab dan akibatnya, sehingga dengan demikian melemahkan pengaruh mereka kepada orang banyak itu untuk selama-lamanya. Ketentuan yang dinyatakan mereka untuk tidak mengubah dan malahan menambah penindasan yang diadakan selama pemerintahan Salomo secara tidak langsung bertentangan dengan rencana Allah bagi bangsa Israel, dan hal ini cukup memberikan bukti kepada orang banyak untuk meragukan kesungguh-sungguhan tujuan-tujuan mereka. Dalam usaha yang tak terasa dan tak bijaksana untuk menjalankan kekuasaan ini, raja dan para penasihat yang dipilihnya menunjukkan kecongkakan memegang jabatan dan kekuasaan." -Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 73-74
C.   Sangat penting untuk memiliki hikmat: “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian “(Amsal 9:10)

 IV.          MELUPAKAN PERSATUAN KRISTEN
A.   1 Kor. 1:10-12  Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.  Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. 
B.   Paulus prihatin dengan perpecahan didalam jemaat Korintus – Dia kemudian memberi nasihat mengingatkan mereka akan persatuan didalam Kristus. Mereka harus “sehati sepikir.”

   V.          GURU-GURU PALSU
A.   Kis. 20:29, 30  “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.  Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”
B.   Kol 2:8  Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. 
C.   Bagaimana melawan guru-guru palsu dan menjaga kesatuan gereja?
1.    “Memberitakan dengan benar perkataan kebenaran itu" (2 Tim 2: 15).
2.    ‘Menghindari omongan yang kosong dan yang tak suci” (2 Tim 2:16 NKJV).

APPEAL
“Tuhan menginginkan para hamba pilihan-Nya untuk belajar bagaimana bersatu dalam usaha yang harmonis. Tampaknya perbedaan antara karunia rohani mereka dan karunia rohani rekan kerja mereka terlalu besar sehingga sukar bagi mereka bersatu dalam usaha yang harmonis; tetapi ketika mereka mengingat bahwa ada beragam pikiran yang harus dijangkau, dan sebagian orang akan menolak kebenaran ketika disampaikan oleh seorang pekerja, dan hanya membuka hati mereka kepada kebenaran Tuhan ketika disajikan dengan cara yang berbeda oleh pekerja lain, mereka diharapkan akan berusaha untuk bekerja sama dalam kesatuan. Talenta mereka, betapapun beragamnya, semuanya bisa dikendalikan oleh Roh yang sama. Dalam setiap kata dan tindakan, kebaikan dan kasih akan dinyatakan; dan pada setiap pekerja dengan setia menempati tempat yang telah ditentukan, maka doa Kristus untuk kesatuan para pengikut-Nya akan terjawab, dan dunia akan tahu bahwa mereka ini adalah murid-murid-Nya.” – Ellen G. White, Gospel Workers, hlm. 483.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar