Jumat, 03 Agustus 2018

PERTOBATAN PAULUS


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 3 TAHUN 2018
BUKU KISAH PARA RASUL

PELAJARAN 5
PERTOBATAN PAULUS

Ayat Hafalan:
”Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.”
Kisah 9:15



PENDAHULUAN
1.    Yesaya 1:18 “Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
2.    Seringkali kita tidak percaya akan perkataan Tuhan diatas – kita ragu – apakah orang yang telah melakukan kejahatan besar dapat dibenarkan dan digunakan dalam pekerjaan Allah.
3.    Pelajaran Sekolah Sabat pekan ini memberikan satu contoh – orang seperti itu: PAULUS.

PELAJARAN PEKAN INI MENYELIDIKI 3 BAGIAN KEHIDUPAN SAULUS - SANG PENGANIAYA KRISTEN YANG BERTOBAT:

      I.          SAULUS SANG PENGANIAYA (Kisah 7:58; 8:1,3; 26:9-11)
A.   Siapakah Saulus:
1.    Ia dalah seorang Yahudi Helenis - Tempat kelahirannya adalah Tarsus, ibu kota Kilikia (Kis. 21:39).
2.    Ia dibawa ke Yerusalem, di mana ia belajar di bawah Gamaliel (Kis. 22:3), guru Farisi yang paling berpengaruh di zaman itu.
3.    Ia adalah seorang Farisi dan sangat fanatik (Gal. 1:14).
B.   Saulus pada bagian awal kitab Kisah Para Rasul dinyatakan sebagai penganiaya orang-orang Kristen mula-mula.
1.    Kis. 7:58 - Saulus berdiri menjaga pakaian orang-orang yang menyeret Stefanus kepada kematian.
2.    Kisah 8:1 - Saulus memberikan izin bagi kematian Stefanus - sebuah tindakan yang menuntun pada pemilihannya sebagai "anggota dewan Sanhedrin—Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hal. 102.
3.    Kisah 8:3 - Saulus melakukan gerakan jahat di Yerusalem: ia berusaha "membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara."
4.    Kisah 9:1 -  Saulus tidak puas menganiaya orang Kristen di Yerusalem, Dia kemudian pergi ke kota-kota lain; dengan meterai dari imam besar.
C.   Paulus bahkan mengabaikan nasihat gurunya, Gamaliel, untuk membiarkan orang Kristen: "kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini" (Kis. 5:39) – kenapa? – AMBISI.
D.   Ellen G. White mengomentari: "“Tetapi pada akhirnya pendidikan dan prasangkanya, kehormatannya untuk guru-gurunya yang dulu, dan kesombongannya akan kepopuleran menguatkan dia untuk memberontak terhadap suara angan-angan hati dan anugerah Allah. Dan setelah memutuskan dengan sepenuhnya bahwa imam-imam dan katib-katib benar, Saulus menjadi sengit dalam pertentanannya terhadap doktrin yang diajarkan oleh murid-murid Yesus.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, 7:96.
E.    Aplikasi:
1.    Hati-hati dengan ambisi pribadi
2.    Hati-hati dengan sifat Fanatisme – menganggap diri lebih suci dari orang lain.

    II.          SAULUS SANG PETOBAT ( Kisah 9:1-19, 22:1-10, 26:12-18)
A.   Kis. 9:3-6 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 
B.   Saulus menyerah kepada Yesus, dan mengajukan pertanyaan yang paling penting dalam hidup, "'Tuhan, apa yang Engkau ingin aku perbuat?'" (Kis. 9:6). – sebuah tanda pertobatan.
C.   Pertobatan Paulus terjadi ketika ia bertemu dengan Yesus -- "bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa" (Gal. 1:1).
D.   Tulisan Ellen G. White: "Ketika Kristus menyatakan diri-Nya kepada Paulus, dan dia yakin bahwa dia menganiaya Yesus di dalam pribadi orang-orang kudus-Nya, dia menerima kebenaran sebagaimana adanya di dalam Yesus. Kuasa yang mengubah terjadi dalam pikiran dan karakter, dan dia menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus. Dia benar-benar menerima kebenaran sehingga bumi dan neraka tidak bisa mengguncang imannya. - Ellen G. White, Selected Messages, 1:346.
E.    Aplikasi:
1.    Pertobatan sejati akan  terjadi ketika kita menyadari siapa Yesus itu – Juruselamat dunia.
2.    Di dalam Yesus kita selalu memiliki kesempatan – (Nikodemus orang Farisi, Yairus, pemimpin sinagog, janda di Nain, wanita tanpa nama di sumur Samaria, si perwira dengan seorang hamba yang sakit, Lazarus dan saudara-saudara perempuannya, Simon si kusta , Hanas dan Kayafas, Herodes dan Pilatus, dan kepada kehidupan Saulus)
3.    Di dalam setiap masa Allah memiliki umat pilihan untuk melaksanakan misi-Nya (Abraham keluar dari Ur, Musa di padang gurun, Daniel di Babel, Ester di Media-Persia, Yohanes Pembaptis di padang gurun, Petrus dari perdagangan ikan di Galilea. Dan Saulus dari Tarsus)

  III.          SAULUS SANG RASUL (Kisah 9:26-30, 26:12-19)
A.   Setelah pertemuannya dengan Yesus, Paulus menunjukkan tanda-tanda pertobatan (Kisah 9 dan Galatia 1:15-24):
1.    Kis. 9:17 – berlaku ramah dan menerima Ananias – orang Kristen
2.    Gal. 1:17 - berkhotbah tentang Yesus di Damaskus dengan berani - Pergi ke Arab (untuk berdoa dan perenungan dan bagi inpirasi Ilahi tentang cara terbaik untuk melayani Tuhannya) - Kembali ke Damaskus dan melayani di sana selama tiga tahun.
3.    Kis. 9:26- kembali ke Yerusalem untuk bergabung dengan murid-murid.
4.    Kis. 9:27 -berkhotbah dengan berani di Yerusalem, namun orang-orang Helenis mencoba membununhya - Melarikan diri ke tempat asalnya, Tarsus.
5.    Kis. 11:25, 26- Di rekrut Barnabas untuk membantunya dalam pelayanan di Antiokhia - Mengadakan perjalanan misionaris yang pertama bersama Barnabas.
B.   Aplikasi:
1.    Seperti Saulus, seorang yang bertobat, haruslah memiliki tanda-tanda pertobatan.
2.    Seperti Saulus, seorang yang bertobat akan menunjukkan ketaatannya kepada firman Allah "kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.'" (Kis. 26:19).

KESIMPULAN
1.    Seperti Paulus, kita adalah pendosa yang dibenarkan dalam Yesus.
2.    Seperti Paulus, kita memiliki kesempatan untuk melayani Allah
3.    "Seorang Jenderal yang terbunuh dalam medan tempur merupakan kerugian bagi pasukannya, tetapi kematiannya tidak memberikan kekuatan kepada musuh.Tetapi bila seorang tokoh penting bergabung dengan kekuatan musuh, bukan saja pelayanannya yang hilang, tetapi mereka, kepada siapa ia menggabungkan dirinya, mendapat keuntungan yang menentukan. Saulus dari Tarsus, dalam perjalanannya ke Damaskus, dapat dengan mudah dipukul mati oleh Tuhan dan banyak kekuatan dapat diambil dari kuasa penganiaya itu. Tetapi Tuhan dalam rencana-Nya bukan saja menyelamatkan kehidupan Saulus, namun menjadikan dia petobat, dengan demikian memindahkan seorang pejuang dari pihak musuh kepada pihak Kristus." —Ellen G. White, The Acts of the Apostles, p. 124.



4 komentar: