PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 2 TAHUN 2018
PERSIAPAN UNTUK AKHIR ZAMAN
PELAJARAN 6
"PERUBAHAN" HUKUM
Ayat Hafalan
”Ia akan mengucapkan perkataan yang
menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang
Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan
diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”
Daniel 7:25
PENDAHULUAN
1.
Pusat untuk pemahaman
peristiwa-peristiwa akhir zaman adalah pertanyaan atas hukum Allah. Lebih
spesifik lagi, adalah pertanyaan tentang hukum keempat, Sabat hari ketujuh.
2.
Meskipun keselamatan adalah karena
iman saja dan memelihara hukum, termasuk sabat, tidak pernah dapat membawa
keselamatan, kita juga memahami bahwa pada akhir zaman, penurutan kepada hukum
Allah, termasuk Sabat hari ketujuh, akan menjadi tanda lahiriah, tanda,
kesetiaan kita, di mana kesetiaan kita yang benar terletak.
3.
Perbedaan ini akan menjadi nyata
khususnya pada puncak peristiwa-peristiwa akhir zaman yang telah dinubuatkan
dalam kitab Wahyu 13 dan 14, ketika semua kuasa agama dan politik dipadukan
untuk memaksa bentuk ibadah yang palsu kepada semua penduduk dunia.
4.
Pada akhir zaman umat Allah dipanggil
untuk “menyembah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua
mata air” (Wahyu
14:7). -- Menyembah
hanya kepada Pencipta bukan kepada yang lain.
5.
Pekan ini kita melihat kepada hukum
Allah, khususnya Sabat, dan isu-isu tentang perubahan hokum Allah dan apa artinya bagi kita di akhir
zaman ini.
PERUBAHAN HUKUM ALLAH DI
AKHIR ZAMAN
I.
JANJI
A. Roma
8:1, 2 “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”
1. Ayat ini berisi salah
satu janji terbesar dalam Alkitab
2. Ayat ini adalah batu
penjuru keselamatan manusia.
B. Untuk memahami Roma 8:1, 2, sangat perlu untuk membaca Roma
7:15-25.
· Konteks Rm. 7:15-25:
a. Paulus
sedang berbicara tentang realitas dosa.
b. Semua
orang, bahkan orang Kristen, bergumul dengan cengkeraman daging dan “dosa yang
tinggal dalam” mereka, yang membuat mereka melakukan apa yang seharusnya mereka tahu tidak boleh dilakukan, atau
tidak melakukan apa yang mereka tahu seharusnya mereka lakukan.
c. Bagi Paulus masalahnya bukanlah hukum, tetapi
daging kita.
d. Paulus kemudian membuat Kesimpulan:
Roma 7:24-25; 8:1
“Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh
maut ini? 25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus.
C. Orang-orang
percaya bergumul; menghadapi pencobaan dosa. Tetapi melalui iman dalam Yesus
mereka yang percaya tidak lagi dihukum di bawah hukum; sesungguhnya, mereka
menurutinya. Dengan demikian, mereka belajar untuk berjalan dalam roh dan tidak
berjalan “menurut daging.”
II.
HUKUM DAN DOSA
A. Roma 7:12-13 “Jadi hukum Taurat
adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika
demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak!
Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik
untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata
lagi keadaannya sebagai dosa.”
B. Apakah
hubungan antara hukum dan dosa? Apakah mungkin manusia diselamatkan oleh hukum? Roma 7:1-14 – Jawabannya:
1. Pertama, Hukum itu
bukanlah masalah. Hukum itu “kudus, adil, dan baik.” Masalahnya adalah dosa,
yang menuntun kepada kematian.
2. Kedua, Hukum tidak punya
kuasa untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Hukum menunjukkan
masalah dosa dan kematian semakin jelas, tetapi hukum tidak menawarkan jalan
pemecahan masalah.
C. Tidak
ada tulisan Paulus yang mengatakan bahwa hukum itu telah dihapuskan – tetapi menurutnya hukum
itu mengikat,
oleh karena hukum itu menunjuk kenyataan dosa dan menghasilkan kebutuhan akan
Injil.
· Roma 7:7 “Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali
tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku
juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan:
"Jangan mengingini!"
D. Apakah
yang Paulus katakan bukan hanya tentang hukum tetapi mengapa hukum itu perlu? Roma 7:13 – Jawabannya:
1. Hukum
tidak menghasilkan kematian; sebagaimana dosa.
2. Hukum
menunjukkan betapa mematikannya dosa itu.
3. Hukum
itu baik, menunjukkan dosa.
4. Hukum
tidak memiliki jawaban untuk itu. Hanya Injil yang dapat menjawabnya.
E. Paulus
menyatakan
bahwa sebagai orang Kristen, yang diselamatkan dalam Kristus, kita perlu
melayani-Nya dalam “keadaan baru menurut Roh” (Roma 7:6); itu sebabnya, kita
hidup dalam iman dengan Yesus, percaya pada kebaikan dan kebenaran-Nya untuk
keselamatan kita (tema dari kitab Roma).
III. DARI
HARI SABTU KEPADA HARI MINGGU?
A. Banyak,
walaupun tidak langsung,
mengatakan hukum telah diselesaikan jauh sebelumnya, atau bahwa kita tidak di
bawah hukum taurat tetapi di bawah kasih karunia. Mereka mengatakan Sabat hari
ketujuh telah digantikan dengan hari pertama, hari minggu, dalam penghormatan
akan kebangkitan Yesus.
B. Beberapa
ayat dalam Perjanjian Baru yang diyakini menunjukkan bahwa hari Sabat telah diubah dari hari
ketujuh dalam Perjanjian Lama kepada hari pertama dalam Perjanjian Baru: -- (untuk mengerti ayat-ayat itu kita perlu
melihat konteksnya):
1. Yohanes
20:19 “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah
murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena
mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
· Konteks:
1)
Murid-murid berkumpul karena mereka takut dengan penganiayaan.
2)
Pertemuan ini adalah bukan pertemuan ibadah – pertemuan biasa.
2. Kisah
20:7 “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk
memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena
ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung
sampai tengah malam.”
· Konteks:
1)
Pertemuan ini adalah ibadah perjamuan
2)
Ibadah Perjamuan tidak selalu hari ibadah
(Kis.
2:46)
3)
Pertemuan itu diadakan karena Paulus harus segera berangkat
3. 1
Korintus 16:2 “Pada
hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan
apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya
jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.”
· Konteks:
1)
Paulus berbicara tentang pengumpulan dana bantuan kepada jemaat di
Yerusalem
2)
Menurut Paulus waktu yang terbaik untuk Pengumpulan dana adalah pada hari
pertama.
C. Tidak
ada satu ayat pun dalam Alkitab
yang menunjukkan bahwa pertemuan-pertemuan itu adalah suatu ibadah
pada hari pertama sebagai ganti Sabat hari ketujuh.
IV. HARI KETUJUH DALAM PERJANJIAN BARU
A. Ibrani 4:9 “Jadi masih tersedia suatu
hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.”
B. Perjanjian Baru menyatakan bahwa Sabat hari ketujuh masih
dipelihara sebagai salah satu Sepuluh Hukum Allah
1. Yesus beribadah pada hari Sabat.
Lukas 4:16 “Ia datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,
lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.”
2. Murid-murid beribadah pada hari Sabat.
Lukas 23:55, 56 “Dan perempuan-perempuan yang datang
bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu
dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan
rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut
hukum Taurat,”
3. Paulus dan murid-murid yang lain beribadah
pada hari Sabat.
Kisah
13:14 “Dari
Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia.
Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ” (baca juga Kis. 13:44;
16:13).
C. Para murid menuruti Hukum sebagai tanda kasih mereka kepada
Yesus:
· Yoh. 14:15
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
D. Perjanjian Baru tidak memberikan bukti bahwa Sabat telah
dirubah ke hari Minggu. Gantinya dengan jelas menunjukkan praktik memelihara
Sabat hari ketujuh diantara umat percaya kepada Yesus.
V.
USAHA UNTUK MENGUBAH SABAT
A. Daniel 7:25 ”Ia akan mengucapkan perkataan
yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik
Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan
diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”
B. Daniel 7 berbicara tentang bangkitnya empat kerajaan
besar: Babel, Media-Persia, Yunani, dan kemudian Roma. Tahap kedua – fase
terakhir -- dalam kerajaan Roma, digambarkan sebagai kuasa tanduk kecil:
Kepausan.
· “Jika seorang menyadari asal mula kekuasaan
gerejawi, dia akan dengan mudah merasa, bahwa Kepausan, tidak lain adalah roh kerajaan Roma yang telah mati, duduk berkuasa di atas kuburnya sendiri.” Thomas Hobbes, Leviathan, (Oxford: Oxford University
Press, 1996), hlm. 463.
C. Kuasa tanduk kecil “berusaha” untuk mengubah hukum – perhatikan
sejarah – kuasa itu adalah Roma Kepausan yang menggantikan Sabat hari ketujuh
dengan tradisi pemeliharaan hari Minggu. Tradisi ini tertanam kuat sehingga
Protestan Reformasi tetap memelihanya sampai sekarang.
D. Kuasa tanduk kecil dalam Daniel 7:1-8, 21,24, 25 adalah
kuasa yang sama dengan kuasa binatang pertama dalam Wahyu 13:1-17. Kuasa ini
akan menganiaya orang-orang kudus di akhir zaman.
KESIMPULAN
1. Keselamatan kita hanya di dalam Yesus Kristus
2. Hukum menyatakan kepada kita akan dosa kita,
dan kebutuhan kita akan Juruselamat, Yesus Kristus.
3. Hari Sabat yang merupakan bagian dari Hukum
Allah harus dipelihara sebagai bukti iman kepada Yesus.
4. Di zaman Akhir, orang-orang kudus menghadapi
satu kuasa yang mau merubah hukum Allah – hukum 4 – hari Sabat.
5. “Dalam hukum keempat, Allah dinyatakan
sebagai khalik, pencipta langit dan bumi, yang dengan demikian membedakannya
dari semua allah-allah palsu. Hari Sabat itu adalah sebagai peringatan kepada
pekerjaan penciptaan, dan hari ketujuh itu telah disucikan sebagai hari
istirahat kepada manusia. Hari Sabat itu dirancang agar Allah yang hidup itu
selalu berada didalam pikiran manusia sebagai sumber segala sesuatu dan tujuan
dari penghormatan dan perbaktian. Setan berusaha keras untuk membalikkan
manusia itu dari kesetiannya kepada Allah dan dari penurutannya kepada
hukum-Nya. Itulah sebabnya ia mengerahkan usahanya terutama menentang hukum
yang menunjuk kepada Allah sebagai khalik.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 8, hlm. 56.
Download PDF
Download PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar