Jumat, 25 Mei 2018

MENYEMBAH PENCIPTA

PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 2 TAHUN 2018
PERSIAPAN UNTUK AKHIR ZAMAN

PELAJARAN 8
MENYEMBAH PENCIPTA


Ayat Hafalan:
“Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum”
Wahyu 14:6


PENDAHULUAN
1.      Sebagai Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh, kita percaya konsep Alkitabiah akan “kebenaran masa kini” (2 Ptr. 1:12). Itu didasarkan pada pemikiran bahwa Allah membuka kebenaran kepada umat manusia pada saat yang dibutuhkan, dengan makin banyak dan semakin banyak terang diberikan Tuhan sepanjang zaman.
2.      Janji Allah kepada Adam dan Hawa dalam Kej. 3:15 adalah injil pertama bahwa pengharapan akan datang melalui keturunan perempuan.
3.      Janji kepada Abraham, bahwa dia “akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat” (Kej. 18:18), adalah wahyu yang lengkap akan janji Injil.
4.      Kedatangan Yesus, yang memproklamasikan bahwa “Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45), adalah tentunya, sebuah wahyu Injil kebenaran yang lebih besar.
5.      Pekabaran tiga malaikat dalam Wahyu 14:6-12 adalah “kebenaran masa kini” bagi mereka yang hidup di zaman akhir sebelum kedatangan Kristus dan penggenapan semua pengharapan kita sebagai orang Kristen.
6.      Pekan ini, kita fokus pada pekabaran malaikat pertama dalam Wahyu 14:6-7 oleh karena itu berisi kebenaran-kebenaran penting bagi mereka yang berusaha tetap setia di tengah kejahatan zaman akhir.

KEBENARAN MASA KINI UNTUK SETIA PADA AKHIR ZAMAN DALAM PEKABARAN MALAIKAT PERTAMA (WAHYU 14:6-7)

      I.          KEUNIVERSALAN INJIL
A.   Wahyu 14:6 “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya KEPADA MEREKA YANG DIAM DI ATAS BUMI DAN KEPADA SEMUA BANGSA DAN SUKU DAN BAHASA DAN KAUM,”
B.   Wahyu 14:6 Menolong kita untuk memahami betapa penting menjangkau dan bersaksi untuk tujuan kita sebagai gereja (Matius 24:14; 28:19).
C.   Pekabaran malaikat pertama adalah Tugas Besar (Mat. 28:19) diberikan dalam konteks akhir zaman. Itu sesungguhnya adalah, “kebenaran masa kini.”
D.   Wahyu 14:6 menekankan pada menjangkau seluruh dunia, kepada “semua bangsa,” dan kepada “setiap bangsa, suku, bahasa, dan semua orang.” Dengan kata lain, pekabaran ini adalah jangkauan universal. Setiap orang perlu mendengarnya (Gal. 3:22).
E.    Keuniversalan dosa menyatakan keuniversalan misi dan panggilan kita. “Setiap bangsa, suku, bahasa, dan orang” telah melakukan kesalahan, telah melanggar hukum Allah, “telah lahir dalam dosa.”
F.    Kejatuhan Adam di taman Eden berdampak kepada semua makhluk hidup; tidak ada bangsa atau suku atau manusia yang kebal. Kita semua segera menghadapi akibat-akibat dosa, dan kecuali obat penyembuh telah disediakan, kita semua akan menghadapi akibat akhir dari dosa: Kematian kekal. Obat itu, tentu, telah disediakan: Kehidupan, kematian, kebangkitan, dan pelayanan Yesus dalam bait suci di surga, yang adalah satu-satunya solusi kepada masalah dosa.
G.  Setiap orang perlu untuk mengetahui pengharapan besar yang telah ditawarkan Allah kepada mereka dalam Yesus Kristus. Inilah sebabnya mengapa orang-orang Advent pergi ke seluruh dunia, berusaha membawa kabar tentang Yesus kepada mereka yang belum mendengarnya.

    II.          PENCURI DI KAYU SALIB DAN INJIL YANG KEKAL
A.   Wahyu 14:6 “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada INJIL YANG KEKAL untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,”
B.   Wahyu 14:6, berisi pekabaran kepada dunia tentang: “Injil yang kekal.” -- pekabaran pengharapan bagi semua orang di dunia, yang dalam dan dari dirinya sendiri, tidak menawarkan pengharapan sama sekali.
C.   Pekabaran Injil yang Kekal ini, diberikan juga kepada pencuri di kayu salib (Lukas 23:32-43).
1.   Ellen G. White menulis tentang Pencuri itu:
·      “Walaupun bukan seorang penjahat yang luar biasa, dia telah “hendak mematikan keyakinannya“ dan “telah tenggelam lebih dalam dan lebih dalam ke dalam dosa, sampai ia ditahan, diadili sebagai seorang penjahat, dan dijatuhi hukuman mati di kayu salib.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 399.
2.   Sementara tergantung di kayu salib, Pencuri itu mendapat pandangan sekilas tentang siapakah Yesus, dan ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Luk. 23:42).
3.   Dan apa tanggapan Yesus?
a.    Yesus tidak berkata: Baik teman, saya senang menolongmu, tetapi Anda seharusnya tidak memadamkan keyakinanmu dengan jatuh lebih dalam dan lebih dalam ke dalam dosa.
b.    Yesus tidak mengutip salah satu dari khotbahnya: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat 5:20)?
c.    Yesus tidak mengatakan, dalam cara apa pun, memunculkan kesalahan pada masa lalunya.
d.   Dengan melihatnya sebagai manusia baru, Yesus berkata (pada dasarnya): Saya mengatakan ini kepadamu sekarang, Saya memberikan jaminan kepadamu, sekarang, bahwa dosamu, kejahatanmu, kesalahanmu, telah diampuni, dan dengan demikian “engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43).
D.   “Injil yang kekal,” dalam pekabaran malaikat yang pertama, adalah: Yesus menerima siapa saja yang mau datang kepada-Nya -- Tanpa kebenaran ini, tidak ada hal lain yang kita ajarkan tentang hukum, Sabat, atau keadaan orang mati.

  III.          TAKUTLAH AKAN ALLAH DAN MULIAKANLAH DIA
A.   Wahyu 14:7  dan ia berseru dengan suara nyaring: "TAKUTLAH AKAN ALLAH DAN MULIAKANLAH DIA, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." 
B.   Takut akan Allah dan muliakanlah Dia bukanlah konsep yang tidak berhubungan. Jika kita takut akan Allah dalam pemahaman Alkitabiah, kita akan memuliakan-Nya. Yang satu akan menuntun langsung kepada yang lain.
C.   Apakah  arti “takut akan Allah” dan bagaimanakah menghubungkan untuk memberikan kemuliaan kepada-Nya?
1.   Kej. 22:12 - Melakukan apa yang di firmankan Allah
2.   Kel. 20:20 - Tidak berbuat dosa
3.   Ayb. 1:9 – Setia pada Allah walaupun ditengah-tengah masalah
4.   Pkh. 12:13 – Berpegang pada perintah-perintahNya
5.   Mat. 5:16 – Mejadi terang bagi orang lain
D.   Walaupun sering dikatakan bahwa takut akan Allah adalah takjub kepada Allah dan hormat kepadaNya, seharusnya lebih dalam dari itu. -- Kita diminta untuk takut akan Allah, karena  2 alasan:
1.   Kita adalah makhluk yang jatuh. Kita adalah orang berdosa. Kita adalah makhluk yang layak untuk mati. Siapakah yang tidak takut pada saat menghadapi kenyataan mengerikan dari perbuatan jahat mereka dan apa yang pantas mereka dapatkan di tangan Allah yang adil dan benar terhadap perbuatan-perbuatan itu? Itu adalah takut akan Allah. Dan itu adalah takut yang pertama mendorong kita kepada Salib untuk mendapatkan pengampunan.
2.   Kedua, untuk menyatakan kuasa Allah untuk membersihkan kita dari kejahatan, jika itu bukan untuk Salib, akan mengakibatkan kita kehilangan jiwa kita (lihat Mat. 10:28).

 IV.          SAAT PENGHAKIMAN-NYA TELAH TIBA
A.   Wahyu 14:7  dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, KARENA TELAH TIBA SAAT PENGHAKIMAN-NYA, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
B.   Pada pekabaran yang pertama, pemikiran tentang takut akan Allah dan memuliakan Dia berhubungan dengan penghakiman (Why. 14:7).
C.   Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah adalah Allah keadilan dan penghakiman. Tidak heran manusia perlu takut akan Allah. Itu sebabnya “Injil yang kekal” juga melibatkan realitas penghakiman.
D.   Apakah hubungan antara kedua elemen ini? Jika Injil berarti “kabar baik,” itu artinya walaupun kita semua orang berdosa dan telah melanggar hukum Allah, bilamana hari penghakiman datang, seperti pencuri di salib, kita tidak akan menghadapi siksaan dan hukuman yang pantas kita dapatkan oleh karena dosa dan pelanggaran hukum.
E.    Allah yang mengetahui jumlah rambut di kepala kita akan menghakimi dunia ini. Itu sebabnya tepat “Injil yang kekal” adalah kabar baik.
F.    Penghakiman datang, tetapi “tidak ada penghukuman” bagi pengikut Yesus yang setia, mereka yang dibasuh, disucikan, dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus (lihat 1 Kor. 6:11), oleh karena Yesus adalah kebenaran mereka, dan kebenaran-Nya adalah apa yang membuat mereka melewati penghakiman itu.
G.  “Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam dosanya—pakaian bernoda, mengakui kesalahannya, dia berdiri di hadapan Allah. Tetapi Yesus Pembela kita menyampaikan permohonan yang mujarab atas nama mereka dengan pertobatan dan imannya berjanji memelihara jiwanya kepadaNya. Dia menyampaikan alasan mereka dan mengalahkan penuduh mereka dengan argumen Golgota yang hebat. Penurutan-Nya yang sempurna kepada hukum Allah, bahkan sampai mati di kayu salib, telah diberikan kepada-Nya semua kuasa di surga dan di bumi, dan Dia memohon kemurahan Bapa-Nya dan pendamaian bagi manusia berdosa.”—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 471.

   V.          MENYEMBAH DIA YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI
A.   Wahyu 14:7  dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan SEMBAHLAH DIA YANG TELAH MENJADIKAN LANGIT DAN BUMI DAN LAUT DAN SEMUA MATA AIR."
B.   Wahyu 14:6, 7 – berisi panggilan menjadi saksi ke seluruh dunia dan panggilan untuk takut akan Allah dan memberikan kemuliaan kepada-Nya memunculkan panggilan untuk menyembah Allah sebagai Pencipta.
C.    “Kebenaran masa kini”—Injil yang kekal, panggilan untuk bersaksi, penghakiman—semuanya berhubungan dengan menyembah Allah sebagai Pencipta kita. (Dua Alasan)
1.   Dengan menyembah Tuhan sebagai Pencipta, kita kembali ke dasar. Kita kembali ke dasar dari arti menjadi manusia dan hidup dan tidak serupa dengan makhluk ciptaan lainnya, diciptakan sesuai dengan rupa dan gambar Allah.
2.   Melalui menyembah Tuhan sebagai Pencipta, kita mengakui ketergantungan kita kepada-Nya atas eksistensi dan pengharapan masa depan kita. Inilah sebabnya memelihara Sabat hari ketujuh adalah sangat penting. Itu adalah pengakuan istimewa bahwa Allah sendiri adalah Pencipta kita, dan hanya Dia yang kita sembah.
D.   Wahyu 14:8-11 Dapat menolong kita untuk memahami pentingnya menyembah Tuhan sebagai Pencipta:
1.   Sementara peristiwa akhir zaman disingkapkan, tekanan untuk menyembah binatang dan patungnya lebih daripada Pencipta akan terjadi di atas dunia ini.
2.   Jika kita menyadari peringatan yang menakutkan tentang takdir mereka yang menyembah binatang dan patungnya, kita dapat memahami lebih baik dasar penyembahan kepada Allah sebagai Pencipta sebagai Seorang yang layak disembah oleh umat manusia. Pada krisis akhir, kebenaran ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

KESIMPULAN:
1.      Injil bersifat universal – diberikan Allah untuk semua manusia.
2.      Sebagai orang Kristen adalah tugas kita untuk menyatakan Injil Kekal ini ke seluruh dunia
3.      Pekabaran masa kini – akhir zaman - adalah menyatakan panggilan untuk menyembah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi.


Download PDF

Kamis, 10 Mei 2018

"PERUBAHAN" HUKUM


PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 2 TAHUN 2018
PERSIAPAN UNTUK AKHIR ZAMAN

PELAJARAN 6
"PERUBAHAN" HUKUM



Ayat Hafalan
”Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”
Daniel 7:25


PENDAHULUAN
1.   Pusat untuk pemahaman peristiwa-peristiwa akhir zaman adalah pertanyaan atas hukum Allah. Lebih spesifik lagi, adalah pertanyaan tentang hukum keempat, Sabat hari ketujuh.
2.   Meskipun keselamatan adalah karena iman saja dan memelihara hukum, termasuk sabat, tidak pernah dapat membawa keselamatan, kita juga memahami bahwa pada akhir zaman, penurutan kepada hukum Allah, termasuk Sabat hari ketujuh, akan menjadi tanda lahiriah, tanda, kesetiaan kita, di mana kesetiaan kita yang benar terletak.
3.   Perbedaan ini akan menjadi nyata khususnya pada puncak peristiwa-peristiwa akhir zaman yang telah dinubuatkan dalam kitab Wahyu 13 dan 14, ketika semua kuasa agama dan politik dipadukan untuk memaksa bentuk ibadah yang palsu kepada semua penduduk dunia.
4.   Pada akhir zaman umat Allah dipanggil untuk “menyembah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (Wahyu 14:7). -- Menyembah hanya kepada Pencipta bukan kepada yang lain.
5.   Pekan ini kita melihat kepada hukum Allah, khususnya Sabat, dan isu-isu tentang perubahan hokum Allah dan apa artinya bagi kita di akhir zaman ini.


PERUBAHAN HUKUM ALLAH DI AKHIR ZAMAN

I.     JANJI
A.  Roma 8:1, 2 “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”
1.   Ayat ini berisi salah satu janji terbesar dalam Alkitab
2.   Ayat ini adalah batu penjuru keselamatan manusia.
B.  Untuk memahami Roma 8:1, 2, sangat perlu untuk membaca Roma 7:15-25.
·     Konteks Rm. 7:15-25:
a.   Paulus sedang berbicara tentang realitas dosa.
b.   Semua orang, bahkan orang Kristen, bergumul dengan cengkeraman daging dan “dosa yang tinggal dalam” mereka, yang membuat mereka melakukan apa yang seharusnya mereka tahu tidak boleh dilakukan, atau tidak melakukan apa yang mereka tahu seharusnya mereka lakukan.
c.   Bagi Paulus masalahnya bukanlah hukum, tetapi daging kita.
d.   Paulus kemudian membuat Kesimpulan:
Roma 7:24-25; 8:1 “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? 25  Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.  Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 
C.  Orang-orang percaya bergumul; menghadapi pencobaan dosa. Tetapi melalui iman dalam Yesus mereka yang percaya tidak lagi dihukum di bawah hukum; sesungguhnya, mereka menurutinya. Dengan demikian, mereka belajar untuk berjalan dalam roh dan tidak berjalan “menurut daging.”

II.   HUKUM DAN DOSA
A.  Roma 7:12-13  Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.”
B.  Apakah hubungan antara hukum dan dosa? Apakah mungkin manusia diselamatkan oleh hukum? Roma 7:1-14 – Jawabannya:
1.   Pertama, Hukum itu bukanlah masalah. Hukum itu “kudus, adil, dan baik.” Masalahnya adalah dosa, yang menuntun kepada kematian.
2.   Kedua, Hukum tidak punya kuasa untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Hukum menunjukkan masalah dosa dan kematian semakin jelas, tetapi hukum tidak menawarkan jalan pemecahan masalah.
C.  Tidak ada tulisan Paulus yang mengatakan bahwa hukum itu telah dihapuskan – tetapi menurutnya hukum itu mengikat, oleh karena hukum itu menunjuk kenyataan dosa dan menghasilkan kebutuhan akan Injil.
·     Roma 7:7 “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
D.  Apakah yang Paulus katakan bukan hanya tentang hukum tetapi mengapa hukum itu perlu? Roma 7:13 – Jawabannya:
1.   Hukum tidak menghasilkan kematian; sebagaimana dosa.
2.   Hukum menunjukkan betapa mematikannya dosa itu.
3.   Hukum itu baik, menunjukkan dosa.
4.   Hukum tidak memiliki jawaban untuk itu. Hanya Injil yang dapat menjawabnya.
E.   Paulus menyatakan bahwa sebagai orang Kristen, yang diselamatkan dalam Kristus, kita perlu melayani-Nya dalam “keadaan baru menurut Roh” (Roma 7:6); itu sebabnya, kita hidup dalam iman dengan Yesus, percaya pada kebaikan dan kebenaran-Nya untuk keselamatan kita (tema dari kitab Roma).

III.  DARI HARI SABTU KEPADA HARI MINGGU?
A.  Banyak, walaupun tidak langsung, mengatakan hukum telah diselesaikan jauh sebelumnya, atau bahwa kita tidak di bawah hukum taurat tetapi di bawah kasih karunia. Mereka mengatakan Sabat hari ketujuh telah digantikan dengan hari pertama, hari minggu, dalam penghormatan akan kebangkitan Yesus.
B.  Beberapa ayat dalam Perjanjian Baru yang diyakini menunjukkan bahwa hari Sabat telah diubah dari hari ketujuh dalam Perjanjian Lama kepada hari pertama dalam Perjanjian Baru: -- (untuk mengerti ayat-ayat itu kita perlu melihat konteksnya):
1.   Yohanes 20:19 “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 
·     Konteks:
1)   Murid-murid berkumpul karena mereka takut dengan penganiayaan.
2)   Pertemuan ini adalah bukan pertemuan ibadah – pertemuan biasa.
2.   Kisah 20:7 “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.”
·     Konteks:
1)   Pertemuan ini adalah ibadah perjamuan
2)   Ibadah Perjamuan tidak selalu hari ibadah (Kis. 2:46)
3)   Pertemuan itu diadakan karena Paulus harus segera berangkat
3.   1 Korintus 16:2 Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.”
·     Konteks:
1)   Paulus berbicara tentang pengumpulan dana bantuan kepada jemaat di Yerusalem
2)   Menurut Paulus waktu yang terbaik untuk Pengumpulan dana adalah pada hari pertama.
C.  Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa pertemuan-pertemuan itu adalah suatu ibadah pada hari pertama sebagai ganti Sabat hari ketujuh.

IV. HARI KETUJUH DALAM PERJANJIAN BARU
A.  Ibrani 4:9 “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.”
B.  Perjanjian Baru menyatakan bahwa Sabat hari ketujuh masih dipelihara sebagai salah satu Sepuluh Hukum Allah
1.   Yesus beribadah pada hari Sabat.
Lukas 4:16  Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.”
2.   Murid-murid beribadah pada hari Sabat.
Lukas 23:55, 56  Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat,”
3.   Paulus dan murid-murid yang lain beribadah pada hari Sabat.
Kisah 13:14  Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ (baca juga Kis. 13:44; 16:13).
C.  Para murid menuruti Hukum sebagai tanda kasih mereka kepada Yesus:
·     Yoh. 14:15  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 
D.  Perjanjian Baru tidak memberikan bukti bahwa Sabat telah dirubah ke hari Minggu. Gantinya dengan jelas menunjukkan praktik memelihara Sabat hari ketujuh diantara umat percaya kepada Yesus.

V.   USAHA UNTUK MENGUBAH SABAT
A.  Daniel 7:25 ”Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”
B.  Daniel 7 berbicara tentang bangkitnya empat kerajaan besar: Babel, Media-Persia, Yunani, dan kemudian Roma. Tahap kedua – fase terakhir -- dalam kerajaan Roma, digambarkan sebagai kuasa tanduk kecil: Kepausan.
·     “Jika seorang menyadari asal mula kekuasaan gerejawi, dia akan dengan mudah merasa, bahwa Kepausan, tidak lain adalah roh kerajaan Roma yang telah mati, duduk berkuasa di atas kuburnya sendiri.” Thomas Hobbes, Leviathan, (Oxford: Oxford University Press, 1996), hlm. 463.
C.  Kuasa tanduk kecil “berusaha” untuk mengubah hukum – perhatikan sejarah – kuasa itu adalah Roma Kepausan yang menggantikan Sabat hari ketujuh dengan tradisi pemeliharaan hari Minggu. Tradisi ini tertanam kuat sehingga Protestan Reformasi tetap memelihanya sampai sekarang.
D.  Kuasa tanduk kecil dalam Daniel 7:1-8, 21,24, 25 adalah kuasa yang sama dengan kuasa binatang pertama dalam Wahyu 13:1-17. Kuasa ini akan menganiaya orang-orang kudus di akhir zaman.

KESIMPULAN
1.   Keselamatan kita hanya di dalam Yesus Kristus
2.   Hukum menyatakan kepada kita akan dosa kita, dan kebutuhan kita akan Juruselamat,  Yesus Kristus.
3.   Hari Sabat yang merupakan bagian dari Hukum Allah harus dipelihara sebagai bukti iman kepada Yesus.
4.   Di zaman Akhir, orang-orang kudus menghadapi satu kuasa yang mau merubah hukum Allah – hukum 4 – hari Sabat.
5.   “Dalam hukum keempat, Allah dinyatakan sebagai khalik, pencipta langit dan bumi, yang dengan demikian membedakannya dari semua allah-allah palsu. Hari Sabat itu adalah sebagai peringatan kepada pekerjaan penciptaan, dan hari ketujuh itu telah disucikan sebagai hari istirahat kepada manusia. Hari Sabat itu dirancang agar Allah yang hidup itu selalu berada didalam pikiran manusia sebagai sumber segala sesuatu dan tujuan dari penghormatan dan perbaktian. Setan berusaha keras untuk membalikkan manusia itu dari kesetiannya kepada Allah dan dari penurutannya kepada hukum-Nya. Itulah sebabnya ia mengerahkan usahanya terutama menentang hukum yang menunjuk kepada Allah sebagai khalik.” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 8, hlm. 56.


Download PDF