PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 1 TAHUN 2018
PENATALAYANAN MOTIVASI HATI
PELAJARAN 9
PERSEMBAHAN SYUKUR
Ayat Hafalan:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal” Yohanes 3:16.
PENDAHULUAN
·
Allah kita adalah Allah pemberi; (terlihat jelas pada
pengorbanan Yesus)
o Yohanes 3:16 “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup kekal.”
o Lukas 11:13 Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Suci kepada mereka yang
meminta kepada-Nya”
·
Karakter Allah adalah suka memberi dan kita sebagai
umat-Nya harus memiliki karakter suka memberi itu… Jangan menjadi “seorang Kristen yang mementingkan diri.”
·
Satu cara untuk mengembangkan karakter memberi adalah
dengan memberikan kembali apa yang telah diberikan kepada kita melalui
persembahan.
·
Persembahan kita memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan rasa terima kasih dan cinta… Memberi dengan murah hati, baik dari
harta, waktu, atau talenta, adalah sarana yang kuat dalam menghidupkan iman
kita dan menyatakan karakter dari Allah yang kita layani
·
Pelajaran pekan ini memberikan kita aspek-aspek
penting memberikan persembahan syukur.
ASPEK-ASPEK
PENTING MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH (5 ASPEK):
I. MEMBERIKAN
PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH ADALAH TANDA BAHWA SURGA TELAH MENJADI TUJUAN HIDUP
KITA (MAT. 16:19-21)
A. Mat 6:19-21
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di
situ juga hatimu berada.
B. Penatalayan yang
bijaksana harus peduli dengan menempatkan harta di surga untuk pengamanan. Di
sana, tidak seperti di sini, kita tidak perlu khawatir tentang kerusakan,
pencuri, atau bahkan perampok.
C. Konsep paling
penting tentang penatalayanan. Hartamu menarik, menyeret, memaksa, mengambil,
mendesak, memikat, dan ingin mengendalikan hatimu.
D. Dalam dunia materi
hatimu mengikuti hartamu, sehingga di mana hartamu berada sangatlah penting.
Semakin kita fokus pada kebutuhan duniawi dan keuntungannya, semakin sulit
untuk berpikir tentang hal-hal surgawi.
E. Mengaku percaya
kepada Allah tetapi menyimpan harta kita di bumi adalah munafik. Tindakan kita
harus sesuai dengan perkataan kita.
F. Kita melihat harta
kita di bumi oleh penglihatan, tetapi kita harus melihat persembahan kita
sebagai harta di surga oleh iman (2 Kor. 5:7).
G. Kutipan:
“Di bumi semuanya tidak stabil, tidak pasti dan tidak aman; itu
mengalami kerusakan, kehancuran, pencurian dan kehilangan. Surga adalah
sebaliknya: Segala sesuatu adalah kekal, tahan lama, aman dan tidak binasa. Di
surga tidak ada kerugian.”—C. Adelina Alexe, “Where Your Heart Belongs,” dalam Beyond Blessings, diedit oleh
Nikolaus Satelmajer (Nampa, Idaho: Pacific Press Publishing Association, 2013),
hlm. 22.
II. MEMBERIKAN
PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH ADALAH TANDA SAMBUTAN KITA AKAN KASIH KARUNIA
ALLAH (1 PET. 4:10)
A. 1 Pet. 4:10
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh
tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
B. Kita yang telah
menerima pemberian kasih karunia Allah, kita telah menjadi “penatalayan yang
baik dari kasih karunia Allah.” Artinya, Allah telah memberikan kepada kita
kasih karunia; oleh karena itu, kita harus memberikan kembali dari apa yang
telah diberikan kepada kita. Apa yang sudah kita terima, melalui kasih karunia,
bukan sekadar untuk menyenangkan dan menguntungkan diri kita sendiri, tetapi
untuk kemajuan Injil. Dengan cuma-cuma kita telah diberi (yang adalah apa kasih
karunia itu sesungguhnya); maka, dengan cuma-cuma kita perlu memberikan segala
hal yang kita bisa.
C. Kasih karunia
adalah “kebaikan yang tidak semestinya diberikan.” Allah memberikan semua
kekayaan dan kuasa surga sebagai wujud kasih karunia-Nya (2 Kor. 8:9). Bahkan para
malaikat kagum pada hadiah utama itu (1 Ptr. 1:12).
D. Dari semua yang
Allah berikan kepada kita, kasih karunia yang diberikan kepada kita dalam Yesus
Kristus adalah pemberian yang paling berharga dari semua.
E. Tanpa kasih karunia,
kita akan tanpa pengharapan karena kita diselamatkan oleh Kasih karunia Allah,
dan bukan oleh perbuatan kita (penurutan hukum).
F. Efesus 2:8,9
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri.
III. MEMBERIKAN
PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH ADALAH TANDA UCAPAN SYUKUR KITA KEPADA ALLAH (LUK. 7:37-47).
A. Lukas 7:37-47 – Teladan
Maria membasuh kaki Yesus dengan minyak yang mahal sebagai tanda
ucapan syukur karena telah dibebaskan dari kuasa setan.
B. Kemurahan hati
Allah mendorong kita untuk memberi, dan ketika digabungkan dengan rasa syukur
kita, keduanya melengkapi unsur-unsur dari persembahan yang bermakna, termasuk
waktu, talenta, harta, dan tubuh kita.
C. Prinsip dalam
memberikan persembahan:
1. Keluaran 34:26 – Berikan
yang terbaik
2. Imamat 22:19-24 – Tidak
bercacat, tidak bercela.
3. Bilangan 18:29 – Hukuman:
dilenyapkan!
D. Persembahan terbaik
kita mungkin tidak cukup di mata kita, tetapi persembahan itu berarti di mata
Allah. Memberikan yang terbaik kepada Allah menunjukkan bahwa kita mengutamakan
Dia dalam hidup kita. Kita tidak memberi persembahan untuk menerima berkat;
sebaliknya, kita memberi apa yang kita miliki dari rasa syukur atas apa yang
telah diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus.
E. Kutipan Roh Nubuat:
“Seluruh pengabdian dan kebajikan, didorong oleh cinta yang bersyukur,
akan berdampak kepada persembahan terkecil, korban sukarela, aroma Ilahi,
membuat pemberian itu tak ternilai harganya. Tetapi, setelah rela menyerah
kepada Penebus kita, semua yang kita bisa berikan, itu menjadi sangat berharga
bagi kita, jika kita melihat utang rasa syukur kita kepada Allah sebagaimana
adanya, semua yang mungkin kita telah persembahkan akan tampak kepada kita
sangat tidak mencukupi dan sedikit. Tetapi malaikat-malaikat mengambil
persembahan ini, yang bagi kita tampak buruk, dan mempersembahkannya sebagai
persembahan yang harum di hadapan takhta, dan mereka diterima.”—Ellen G. White,
Testimonies for the Church, jld. 3,
hlm. 397.
IV. MEMBERIKAN
PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH ADALAH TANDA KESUNGGUH-SUNGGUHAN MOTIF HATI KITA
UNTUK MENGASIHI ALLAH (LUK. 21:3).
A. Luk 21:3 Lalu
Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang itu.
B. Yesus memuji
pemberian dari Janda itu karena Dia mengetahui motif hati dari janda tua itu.
--- Allah mengetahui motif hati kita yang sebenarnya (Yak. 4:12; Ams. 16:2; 1
Kor. 4:5).
C. Memberi dalam
berkelimpahan tidak memerlukan banyak iman, tetapi memberi dengan pengorbanan
demi kebaikan orang lain sesungguhnya dapat mengatakan sesuatu yang kuat
tentang hati kita.
D. Motif memberi bisa
karena ego atau karena peduli pada orang lain – ini adalah pertarungan rohani yang
sering terjadi.
E. Mementingkan diri
sendiri akan mendinginkan hati yang pernah berkobar untuk Allah. Masalah muncul
ketika kita membiarkan mementingkan diri sendiri ke dalam pengalaman
Kekristenan kita. Artinya, kita menemukan cara untuk membenarkan keegoisan kita
dan melakukannya dalam nama Kristus.
F. Hal penting dalam
memberi adalah Kasih -- kasih tidak dapat diwujudkan tanpa penyangkalan diri,
kesediaan untuk memberikan diri sendiri, serta berkorban untuk kebaikan orang
lain… Kecuali kasih Allah dipantulkan dalam hidup kita, pemberian kita tidak
akan memantulkan kasih Allah.
G. Hati yang egois
cenderung hanya mencintai dirinya sendiri. Kita harus meminta Tuhan untuk
“menyunat hati kita” (Ul. 10:16) sehingga kita bisa belajar untuk mengasihi
sebagaimana kita telah dikasihi.
H. Motif memberi yang
tertinggi: KASIH ALLAH YANG DIARAHKAN KEPADA KITA MENGILHAMI KITA UNTUK
MEMBALAS KASIH.
I. 2 Kor. 8:12
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau
pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang
tidak ada padamu.
V. MEMBERIKAN
PERSEMBAHAN SYUKUR KEPADA ALLAH ADALAH TANDA IMAN KITA KEPADA ALLAH
A. 2 Kor. 9:6, 7
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang
yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
B. Persembahan
sukarela dan murah hati yang kita berikan adalah memberikan keuntungan untuk
diri kita sendiri, sang pemberi, sebagaimana hal-hal tersebut bisa terjadi
kepada mereka yang menerimanya. Hanya mereka yang memberi dengan cara ini dapat
mengetahui untuk diri mereka sendiri betapa lebih menyenangkan untuk memberi
daripada menerima.
C. Memberi persembahan
yang murah hati dapat dan seharusnya sangat pribadi, tindakan rohani. Itu
adalah pekerjaan iman, sebuah ungkapan rasa syukur atas apa yang telah
diberikan kepada kita di dalam Kristus. Dan, seperti tindakan iman lainnya,
memberi hanya meningkatkan iman karena “iman tanpa perbuatan adalah iman yang
kosong” (Yak. 2:20).
D. Sementara kita
memberi, dengan sukarela dan murah hati, kita dengan cara kita sendiri
mencerminkan karakter Kristus. Kita belajar lebih banyak tentang seperti apa
Allah itu dengan merasakan-Nya di dalam tindakantindakan kita. Maka, memberi
seperti ini hanya membangun kepercayaan pada Allah dan kesempatan untuk
“kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang
berlindung pada-Nya” (Mzm. 34:9).
E. Kutipan Roh Nubuat:
“Akan tampaklah kelak bahwa kemuliaan yang bersinar pada wajah Yesus itu
ialah kemuliaan kasih yang lahir dari pengorbanan diri. Dalam terang yang dari
Golgota akan tampak kelak, bahwa hukum kasih yang lahir dari penyangkalan diri
ialah hukum hidup untuk bumi dan surga; bahwa kasih yang ‘tidak mencari
keuntungan’ bersumber dalam hati Allah; dan bahwa dalam diri Pribadi yang lemah
lembut dan rendah hati itu ternyata tabiat Dia yang bersemayam dalam terang,
yang tidak dapat dihampiri oleh seorang pun juga.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 14.
KESIMPULAN:
·
Memberikan persembahan syukur kepada Allah sangat
penting:
1. Itu adalah tanda
bahwa surga telah menjadi tujuan hidup kita
2. Itu adalah tanda
sambutan kita akan kasih karunia Allah
3. Itu adalah tanda
ucapan sukur kita kepada Allah
4. Itu adalah tanda
kesungguh-sungguhan motif hati kita mengasihi Allah
5. Itu adalah tanda iman
kita kepada Allah.
·
Kutipan Roh Nubuat:
“Roh kemurahan hati adalah roh Surga. Roh mementingkan
diri adalah roh Setan. Kasih pengorbanan diri Kristus diperlihatkan di kayu
salib. Dia memberikan segala yang Dia miliki, dan kemudian memberikan Dirinya
sendiri, agar manusia boleh diselamatkan. Salib Kristus mendorong kemurahan
hati dari setiap pengikut Juruselamat yang berbahagia itu. Prinsip yang
dijelaskan di sana adalah memberi, memberi. Ini dilakukan dalam perbuatan baik
yang nyata dan perbuatan-perbuatan baik adalah buah kehidupan Kristen yang
benar. Prinsip dari duniawi adalah mengambil, mengambil, dan dengan demikian
mereka berharap mendapatkan kebahagiaan; tetapi melakukan dalam semua yang
terkait dengannya, buahnya adalah penderitaan dan kematian.”—Ellen G. White, Advent Review and Sabbath Herald, 17
Oktober 1882.
PELAYANAN PDT. BRUSSI SORITON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar