PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 1 TAHUN 2018
PENATALAYANAN MOTIVASI HATI
PELAJARAN 11
UTANG-SEBUAH KEPUTUSAN SETIAP HARI
Ayat Hafalan:
“Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu
bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak; cukai kepada orang yang
berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut
dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. Janganlah kamu berutang
apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab
barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat”
Roma 13:7, 8.
PENDAHULUAN
·
Kadang-kadang Anda cukup beruntung menemukan seseorang
yang bersedia meminjamkan uang kepada Anda. Mungkin orang tersebut melakukannya
dengan motif yang murni, artinya, dia benar-benar ingin menolong Anda keluar
dari kesulitan keuangan. Tetapi dalam banyak kasus, orang tidak meminjamkan
Anda uang dari kebaikan hati mereka. Mereka meminjamkan Anda uang karena mereka
ingin mendapatkan lebih banyak (dari Anda) uang sebagai imbalan.
·
Kita harus melakukan semua yang bisa kita lakukan
untuk menghindari utang.
·
Tentu saja, dalam keadaan tertentu, seperti membeli
rumah atau mobil, membangun gereja, atau mendapatkan pendidikan, kita perlu
meminjam uang. Tetapi itu harus dilakukan sebijaksana mungkin, dengan keinginan
untuk keluar dari utang sesegera mungkin.
·
Namun kita harus berhati-hati. Menghabiskan uang yang
tidak kita miliki adalah pintu gerbang bagi umat Allah untuk “membuat ketamakan
dan cinta akan harta duniawi menjadi sifat yang memerintah tabiat mereka.
Selama sifat-sifat ini memerintah mereka, maka keselamatan dan anugerah berada
di belakang.”—Ellen G. White, Tulisan-tulisan
Permulaan, hlm. 382.
BAGAIMANA SUPAYA KITA DAPAT
MENGHINDARI UTANG?
I. PAHAMI: BERHUTANG
SELALU MEMILIKI RESIKO.
A. 2 Raj. 6:5 Dan
terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata
kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: "Wahai tuanku! Itu
barang pinjaman!"
B. Kata kerja
“meminjam” berarti menggunakan dengan izin sesuatu yang menjadi milik orang
lain. Izin ini mempunyai resiko dan tanggung jawab.
C. Satu-satunya alasan
kita meminjam uang adalah untuk membelanjakannya. Resiko keuangan yang kita
ambil adalah menganggap bahwa kita mempunyai kemampuan untuk membayar kembali
dan bahwa tidak akan ada kejutan keuangan dimasa mendatang. Namun masa
mendatang tidaklah pasti bagi kita (Pkh. 8:7), oleh karena itu, meminjam uang
selalu melibatkan risiko.
D. Beberapa hal
tentang utang?
1. Jika meminjam (berhutang)
kita harus segera mengembalikannya (Maz. 37:21; Pkh. 5:5)
2. Diianggap sebagai
suatu kutuk ketika kita meminjam uang orang lain (Ul. 28: 44, 45)
E. Jangan memulai
kebiasaan buruk meminjam uang. Jika Anda sudah memilikinya bayar kembali
secepat mungkin. Kita harus membelanjakan dengan bijaksana dan menjadi tuan
atas uang Allah, dan bukannya dikendalikan oleh uang dunia.
II. PAHAMI: BERHUTANG
HANYA AKAN MEMBERIKAN KEPUASAN SESAAT
A. Kej 25:34
Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan
dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak
kesulungan itu.
B. Esau karena rasa
lapar telah menjual hak kesulungannya untuk mendapatkan kepuasan sesaat dengan
makan kacang merah buatan Yakub.
C. Yesus adalah
teladan untuk tetap teguh dalam prinsip meskipun dicobai Setan tiga kali (Mat.
4:3-10). Dalam kondisi yang lemah Yesus tidak menyerah pada kepuasan. Dia tidak
menukar hak kesulungan-Nya dengan kepuasan sesaat. Dia mengundang semua orang
untuk menjadi ahli waris bersama-Nya (Rm. 8:17; Tit. 3:7).
D. Potensi bahaya dari
kepuasan sesaat?
1. 2 Sam. 11:2-4 --
Berzinah
2. Kej. 3:6 -- Mencuri
3. 1 Yoh. 2:16 --
Duniawi
4. Rm. 8:8 -- Hidup dalam daging
E. Keinginan untuk
kepuasan sesaat adalah gejala dari pikiran yang tak terkendali; itu adalah
musuh kesabaran yang merusak tujuan jangka panjang, menghina dan melukai
akuntabilitas.
III. HIDUP SESUAI DENGAN
KEMAMPUAN
A. 1 Tim. 6:8 “Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah”
B. Paulus tidak
memikirkan bahwa harta duniawi merupakan segala-galanya karena bagi-nya, karena
hidup di dalam Kristus adalah cukup (Flp. 1:21)
C. “Harta yang indah
dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya”
(Ams. 21:20).
D. “Ketika kita perlu
meminjam uang, seperti untuk rumah, kita harus melakukannya dengan pertimbangan
yang hati-hati dan kesadaran bahwa kita perlu hidup sesuai dengan kemampuan
kita.”
E. Yesus mengajarkan
kepada kita untuk merencanakan biaya pembangunan sebelum memulaikan
pembangunan: -- Luk 14:27-30 “ Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara
kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan
itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek
dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya.”
IV. BERKATA TIDAK
KEPADA UTANG
A. Ulangan 28:12
TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk
memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu,
sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri
tidak meminta pinjaman.
B. Adalah pikiran yang
wajar untuk menghindari utang sedapat yang Anda bisa. Alkitab juga melarang
kita dari menjamin utang orang lain (Ams. 17:18, 22:26).
C. “Harus ada perhatian yang saksama kepada
penghematan atau utang yang berat akan terjadi. Tetaplah dalam batas-batas.
Hindari membuat utang seperti Anda akan menghindari kusta.”—Ellen G. White,
Counsels on Stewardship, hlm. 272.
D. Utang dapat menjadi
perbudakan keuangan yang membuat kita “budak dari yang mengutangi” (Ams. 22:7).
E. “Adakanlah satu
janji yang sungguh-sungguh dengan Allah bahwa dengan berkat-berkatNya engkau
akan membayar hutang-hutangmu itu dan jangan berhutang lagi sesuatu pada
siapapun jika engkau hidup dengan memakan bubur dan roti.... Jangan gagal lagi,
jangan putus asa, atau kembali kepada kebiasaan yang lama itu. Kalahkan
seleramu, dan kalahkan pemanjaan nafsu makan, tabunglah uangmu dan bayarlah
hutangmu. Selesaikanlah itu dengan secepatnya. Kalau engkau telah bebas dari
hutang lagi, jangan lagi berhutang pada siapapun, maka engkau akan mendapat
suatu kemenangan yang besar.”— Ellen G. White, Nasihat Penatalayanan, hlm. 139.
F. Utang adalah
fondasi yang lemah bagi orang Kristen untuk berdiri di atasnya. Itu dapat
membawa kerusakan kepada pengalaman kerohanian kita dan memengaruhi kemampuan
kita untuk membiayai pekerjaan Allah. Utang merampas kemampuan kita untuk
memberi kepada orang lain dengan keyakinan dan mencuri kesempatan untuk berkat
Allah.
V. MENABUNG DAN
INVESTASI
A. Amsal 6:6-8
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah
bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia
menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu
panen.
B. “Uang yang
dihabiskan dengan sia-sia adalah kerugian ganda. Bukan hanya hilang, tetapi
potensinya untuk penghasilan juga hilang. Seandainya kita telah menyisihkannya,
itu bisa saja berlipat ganda di bumi melalui menabung atau di surga melalui
memberi.... Menabung adalah sebuah disiplin yang mengembangkan otoritas atas
uang. Ketimbang membiarkan uang membawa kita ke mana pun kecenderungan
keinginan kita, kita mengambil kendali.”—Randy C. Alcorn, Money, Possessions
and Eternity (Carol Stream: Illinois, Tyndale House Publishers, 2003), hlm.
328.
C. Menabung untuk
kebutuhan keluarga harus dilakukan dengan bijaksana. Untuk meminimalkan
kerugian, tebarkan risikonya (Pkh. 11:1, 2). Bekerja dengan meminimalkan keinginan
Anda (Ams. 24:27) dan selanjutnya mencari nasihat yang berkualitas dari orang
lain (Ams. 15:22) adalah dua alat sukses dalam model ini.
D. Sementara kebutuhan
terpenuhi dan kekayaan bertambah, kita harus mengingat “Tetapi haruslah engkau
ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan
untuk memperoleh kekayaan” (Ul. 8:18).
E. Model investasi
yang paling aman bagi penatalayan Allah adalah berinvestasi dalam “Kerajaan
Sorga” (Mat. 13:44). Tidak ada resesi, risiko, pencuri, kemerosotan pasar. Itu
seperti memiliki tas atau dompet yang tidak akan pernah rusak (Luk. 12:33).
F. Menerima Kristus
membuka rekening, dan mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan
adalah deposito. Artinya, seberapa banyak pun kita butuhkan untuk mengurusi
hal-hal duniawi dan jasmani di sini, seperti membayar tagihan, kita harus tetap
selalu menjaga fokus kita pada kebenaran abadi.
KESIMPULAN
BAGAIMANA
SUPAYA KITA DAPAT MENGHINDARI UTANG?
1. Pahami: Berhutang
Selalu Memiliki Resiko.
2.
Pahami: Berhutang Hanya Akan
Memberikan Kepuasan Sesaat
3.
Hidup Sesuai Dengan Kemampuan
4.
Berkata Tidak Kepada Utang