PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 3 TAHUN 2018
BUKU KISAH PARA RASUL
PELAJARAN 11
PENAHANAN DI YERUSALEM
Ayat Hafalan:
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya
dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan
berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya
engkau pergi bersaksi di Roma."
Kisah 23:11
PENDAHULUAN
Pelajaran Sekolah Sabat pekan ini
menjelaskan kepada kita akan keberanian Paulus dan perlindungan Allah kepadanya
untuk menjalankan misi.
I.
KEBERANIAN PAULUS
A.
Berani untuk pergi ke Yerusalem
walaupun mendapat amaran (Kis. 21:10-14)
B.
Keberaniannya berbeda dengan
keberanian yang dimiliki oleh para Rasul di Yerusalem (Kis. 21:15-26) – mereka
sepertinya takut kehilangan pengaruh diantara orang Yahudi.
C.
Berani untuk menghadapi tuduhan palsu
kepadanya di Bait Allah (Kis. 21:27-40)
D.
Berani untuk berkhotbah tentang
pengalamanya bertemu Yesus di hadapan orang-orang Yahudi dan Farisi (Kis.
22:1-22).
E.
Berani berbicara tentang kebangkitan
orang mati dihadapan Mahkama Agama – Mayoritas orang Farisi; tidak percaya
kebangkitan orang mati (Kis. 23:1-10).
II.
PERLINDUNGAN ALLAH KEPADA PAULUS
UNTUK MENYELESAIKAN MISI KE ROMA
A.
Melepaskannya dari orang-orang banyak
yang hendak membunuhnya di Bait Allah melalui seorang kepala pasukan Roma (Kis.
21:27-40).
B.
Melepaskannya dari penyiksaan kepala
pasukan melalui kewarganegaraannya (Kis. 22:23-29)
C.
Melepaskannya dari usaha pembunuhan komplotan
orang-orang Yahudi melalui kemenakannya (Kis. 23:12-22).
KESIMPULAN
“Setan terus bekerja melalui agennya untuk
mematahkan dan menghancurkan semangat orang-orang yang telah Tuhan pilih untuk
menyelesaikan pekerjaan yang besar dan baik. Mereka mungkin siap untuk
mengorbankan bahkan kehidupan itu sendiri untuk kemajuan pekerjaan Kristus,
namun penipu ulung akan menawarkan kepada saudara-saudara mereka keragu-raguan
tentang mereka yang, jika diterima, akan merusak kepercayaan pada integritas
karakter mereka, dan dengan demikian melumpuhkan pengaruh mereka. Terlalu
sering dia berhasil membawa mereka, melalui saudara-saudara mereka sendiri,
kesedihan hati seperti itu yang dengan murah hati Allah campur tangan dengan
memberi hamba-hamba yang teraniaya itu istirahat. Setelah tangan dilipat ke
atas dada yang tak berdenyut, ketika suara peringatan dan dorongan itu diam,
maka mereka yang keras kepala akan mungkin terdorong untuk melihat dan menghargai
berkat-berkat yang telah mereka abaikan dari mereka. Kematian mereka mungkin berhasil
mencapai apa yang gagal dilakukan selama hidup mereka.” Ellen G. White, Kisah
Para Rasul, hal. 351.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar