Senin, 30 September 2019

MEMAHAMI SEJARAH: ZERUBABEL DAN EZRA

PELAJARAN SEKOLAH SABAT
KWARTAL 4 TAHUN 2019
EZRA DAN NEHEMIA
PELAJARAN 1

MEMAHAMI SEJARAH: ZERUBABEL DAN EZRA



Ayat Hafalan:
"Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.”
Ezra 1:2

PENDAHULUAN
A. Allah kita adalah Tuhan atas sejarah.
B. Yesaya 46:9, 10  “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, 10  yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,”
C. Kitab Ezra dan Nehemia menjelaskan kepada kita bagaimana Allah mengatur sejarah demi memenuhi janji-Nya untuk membawa mereka pulang.
D. Pelajaran pekan ini menjelaskan kepada kita tentang sejarah dari Zerubabel dan Ezra.

MEMAHAMI SEJARAH ZERUBABEL DAN EZRA

I. KEPULANGAN PERTAMA DARI PENGASINGAN
A. Ezra 1:1, 2 ”Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:  "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.”
B. TUHAN memengaruhi Koresh, raja Persia, untuk mengijinkan kepulangan pertama -- menggenapi nubuatan 70 Tahun dalam Yeremia 25:11, 12- bahwa Yehuda akan menjadi sunyi sepi di bawah kekuasaan Babel selama 70 Tahun (605/605 SM - 537/536 SM)
C. Dalam Daniel 9, menceritakan bahwa Daniel putus asa karena nubuatan 70 tahun itu sepertinya tidak pasti, dan kekuasaan telah berganti pada kerajaan Persia -- Allah kemudian memastikan kepada Daniel bahwa Ia masih memegang kendali (Dan. 9:24-27) -- Tak lama setelah itu, Allah mengggerakkan Koresh untuk mengeluarkan perintah untuk membebaskan para tawanan.
D. Kira-kira pada tahun 539-537 SM, Koresh memerintahkan bangsa Israel untuk pulang ke Yerusalem dan membangun rumah Tuhan. Koresh juga menjamin kepulangan mereka dengan pemberian dan persembahan, termasuk perabot-perabot asli bait suci, yang telah dicuri oleh Nebukadnezar.
E. Zerubabel dan Yosua menjadi pemimpin kepulangan pertama ini (Ezr. 2:2; Neh. 7:7). Zerubabel kemudian menjadi bupati Israel; ia membantu mendirikan kembali bait suci (Ezr. 3:1-13; Hag. 1:1-2:23; Za. 4:1-14).
F. Aplikasi: Kita harus percaya pada janji-janji Allah.

II. IKHTISAR PARA RAJA DAN PERISTIWA
A. Ezra 4:1, 4-7  “Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel,…4  Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. 5  Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka. 6  Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, pada permulaan pemerintahannya, mereka menulis surat tuduhan terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan di Yerusalem. 7  Dan pada zaman Artahsasta ditulislah surat oleh Bislam, Mitredat dan Tabeel serta rekan-rekannya yang lain kepada Artahsasta, raja negeri Persia.”
B. Daftar raja-raja Persia dan peristiwa penting; dalam urutan kronologisnya:
RAJA PERSIA
MASA PEMERINTAHAN
PERISTIWA PENTING
PEMBANGUNAN KOTA YERUSALEM
KORESH
“YANG AGUNG”
559-530 SM
537/536 SM - Kelompok pertama kembali (Zerubabel dan Yeshua)
Konstruksi Bait Suci dimulai
KAMBISES II
530-522 SM


DARIUS I
522-486 SM

Maret 515 SM - BAit Suci selesai dan didedikasikan
XERXES I
(AHASYWEROS)
486-465 SM
Ester menikah dengannya dan menjadi ratu.
Perlawanan untuk membangun kembali Yerusalem.
ARTAHSASTA I
465-425 SM
457 SM - EZra kembali dengan kelompok kedua



445/444 SM - Nehemia kembali dengan kelompok ketiga
² Periode Nubuatan terpanjang dimulai (Dan. 8:14; Dan. 9:24-27)
² Oposisi untuk membangun kembali Yerusalem (Ezr. 4:7-23)
² Tembok Yerusalem dibangun kembali.
C. Penting untuk diingat: kemunculan nama raja-raja di dalam kitab Ezra tidak dalam urutan kronologis. Contoh: Ezra 4:6-24 yang disisipkan sebelum pasal 5, yang melanjutkan cerita perlawanan terhadap bait suci; dimana seharusnya bagian itu ditaruh setelah pasal 5 dan 6. -- urutan penulisan seperti ini dapat membingungkan pembaca.
D. Aplikasi: Selalu percaya pada Allah dan Firman-Nya, meskipun kita mendapatkan hal-hal yang membingungkan didalam Alkitab.

III. KEPULANGAN KEDUA DARI PENGASINGAN
A. Ezr 7:1, 6  “Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia… 6  Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia.”
B. Peristiwa kepulangan kedua ini terjadi pada pemerintahan raja Artahsasta pada tahun 457 SM. Ezra pasal 8 memuat daftar kepala keluarga yang kembali, para imam, para keturunan kerajaan, dan populasi Yahudi yang lain - ada 12 belas keluarga yang disebutkan secara khusus.
C. Ezra adalah pemimpin dari kepulangan kedua ini. Alkitab tidak menjelaskan hubungan antara raja Artahsasta dengan Ezra - tetapi kemungkinan besar ia bekerja bagi raja Arthasasta.
D. Ezra adalah seorang ahli kitab dengan warisan keimamatan. Dia adalah keturunan Harun. Tradisi Yahudi menceritakan bahwa nama Ezra sangat disanjung bahkan sampai hari ini.
E. Ezra disebut sebagai ahli kitab yang “mahir” dan “loyal” atau guru (Ezra 7:6, 10). Kata “mahir” secara harfiah berarti “cepat” yang mengartikan bahwa orang itu cepat dalam memahami dan mengolah informasi.
F. Aplikasi: Seperti Ezra, kita harus mempersiapkan hati untuk meneliti “hukum TUHAN”

IV. DEKRET ARTAHSASTA
A. Ezra 7:11-12  “Inilah salinan surat, yang diberikan raja Artahsasta kepada Ezra, imam dan ahli kitab itu, yang ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan TUHAN bagi orang Israel: 12  "Artahsasta, raja segala raja, kepada Ezra, imam dan ahli Taurat Allah semesta langit, dan selanjutnya.”
B. Ezra 7:11-28 menyatakan isi dari dekret dari Artahsasta (3 bagian):
1. Nasihat Raja kepada semua orang yang mau, teruama dari garis keturunan imam, untuk pulang ke Yerusalem.
2. Perintah Raja kepada Bendahara Daerah seberang sungai Efrat untuk memberikan kepada Ezra apapun yang dia butuhkan untuk memulihkan kota dan “rumah Tuhan”
3. Penugasan Ezra untuk memastikan penurutan yang teliti terhadap hukum Allah serta hukum negara.
C. Dekret Atahsasta ini terjadi pada tahun 457 SM.
D. Apakah dengan Dekret ini menyatakan bahwa Artahsasta percaya kepada Allah-nya Ezra? --  TIDAK (2 alasan)
1. Dalam dekretnya, Artahsasta menyebut Allah ,”Allah Israel, yang tempat kediaman-Nya di Yerusalem” (Ezr. 7:15) -- menunjukkan bahwa ia menganggap Tuhan sebagai dewa lokal lain, dan ia tidak ingin dewa ini marah kepadanya dan anak-anaknya (Ezr. 7:23).
2. Raja ingin kesetiaan dari provinsi Yehuda, karena pada tahun 457 adalah tahun pemberontakan Mesir melawan pemerintah Persia.
E. Aplikasi: Tuhan dapat menggunakan orang yang belum bertobat sekalipun untuk melakukan kehendak-Nya.

V. PENTINGNYA PENDIDIKAN
A. Ezra 7:6, 10  “Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia.  10 Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
B. Penyerahan sepenuh hati Ezra kepada Tuhan dan keputusannya untuk belajar, melakukan, dan mengajarkan Firman tuhan, mempersiapkannya untuk pelayanan yang lebih besar di Israel.
C. Ellen G. White mengomentari kehidupan Ezra:
1. “Dilahirkan dari keturunan Harun, Ezra telah diberi pendidikan keimamatan; dan sebagai tambahan kepada hal ini ia telah mengenal dengan sebaik-baiknya akan tulisan-tulisan ahli-ahli jampi, ahli nujum, dan orang-orang bijaksana dalam kerajaan Media Persia. Tetapi ia tidak merasa puas akan keadaan kerohaniannya. Ia rindu berada dalam kesatuan yang penuh dengan Allah; ia rindu memperoleh hikmat untuk melaksanakan kehendak Ilahi. Dan dengan demikian ia telah ‘bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya’ Ezra 7:10. Hal ini menuntun dia untuk lebih rajin dalam penyelidikan sejarah umat Allah, sebagaimana yang tercatat dalam tulisan-tulisan para nabi dan raja. Ia menyelidiki buku-buku sejarah dan kesusasteraan Alkitab untuk mempelajari mengapa Tuhan membiarkan Yerusalem dibinasakan dan umat-Nya dibawa sebagai tawanan ke negeri orang kafir.” Alfa dan Omega, Jld. 4, hlm. 204.
2. “Usaha-usaha Ezra untuk menghidupkan kembali perhatian terhadap penyelidikan Kitab Suci telah dikukuhkan oleh kerajinannya, yakni pekerjaan selama hidup dalam menyediakan dan memperbanyak tulisan-tulisan kudus. Ia mengumpulkan semua salinan tentang yang dapat diperolehnya dan ini semua ditulis kembali dan disebarkan. Perkataan yang murni dengan demikian diperbanyak dan tiba ke tangan orang banyak, memberikan pengetahuan yang tak terhitung nilainya.” Alfa dan Omega, jld. 4. hlm. 205.
3. “Ezra menjadi jurubicara bagi Allah, mendidik mereka yang berada di sekitarnya dalam hal prinsip-prinsip yang memerintah Surga. Selama tahun-tahun yang sisa dalam hidupnya, apakah di dekat istana kerajaan Media Persia atau Yerusalem, pekerjaannya yang terutama ialah menjadi guru. Sementara ia menyampaikan kebenaran-kebenaran yang dipelajarinya kepada orang lain, kesanggupannya untuk bekerja meningkat. Ia menjadi seorang yang saleh dan berani. Ia adalah saksi Tuhan kepada dunia tentang kuasa kebenaran Alkitab yang menjadikan kehidupan sehari-hari mulia.” Alfa dan Omega, jld. 4. hlm. 205.
D. Aplikasi: Seperti Ezra, kita harus melatih diri untuk mempelajari dan menyelidiki Firman Allah dengan tekun.

KESIMPULAN
1. Ada tiga dekret penting Raja-raja Medo-Persia sehubungan dengan pembangunan kota Yerusalem:
A. Dekret Koresh, pada tahun 538 SM, dimana orang-orang Yahudi kembali dari pembuangan di Babel dan mulai membangun kembali bait suci Yerusalem
B. Dekret Darius, pada tahun 520 SM, dimana orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan melanjutkan pembangunan bait suci (dibangun kembali dan diresmikan pada tahun 515 SM).
C. Dekret Artahsasta, pada tahun 457 SM, dimana kota Yerusalem dibangun kembali dan orang-orang Yahudi memperoleh otonomi Nasional.
2. Zerubabel, adalah pemimpin kepulangan orang Yahudi pada dekret yang pertama.
3. Ezra, adalah pemimpin kepulangan orang Yahudi kelompok pertama pada dekret yang ketiga.

PANGGILAN
1. Mari kita selalu percaya pada janji-janji Allah.
2. Mari kita menjadi seperti Ezra, setia pada kebenaran FIrman Allah
“Dalam pekerjaan pembaruan yang harus dilaksanakan sekarang, dibutuhkan manusia-manusia yang sama seperti Ezra dan Nehemia, yang tidak akan menganggap enteng atau memaafkan dosa, ataupun surut dari mempertahankan kebesara Allah. Orang-orang yang memikul tanggunjawab pekerjaan ini tidak akan menutup-nutupi kejahatan dengan jubah kebaikan yang palsu. Mereka akan mengingat bahwa Allah tidak memandang rupa manusia, sehingga dengan demikian kesukaran bagi beberapa orang dapat terbukti merupakan rahmat bagi banyak orang. Mereka juga akan mengingat bahwa dalam diri satu orang yang mencela kejahatan Roh Kristus senantiaa dinyatakan.” Alfa dan Omega, Jld. 4, hlm. 262.